Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abra Talattov dan M Ridzki Wibowo
Peneliti

Abra Talattov - Kepala Centre of Food, Energy and Sustainable Development (CFESD) Institute for Development of Economics and Finance (Indef).

M Ridzki Wibowo - Sekretaris Umum Sustainable Development Indonesia (SDI).

Isu Kelestarian dan Ekspor Andalan Indonesia

Kompas.com - 14/07/2021, 19:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PANDEMI Covid-19 membuat perekonomian Indonesia menghadapi tantangan yang sangat berat. Pertumbuhan ekonomi pada 2020 terkontraksi sebesar -2,1 persen.

Seluruh komponen pengeluaran dalam Produk Domestik Bruto (PDB), kecuali belanja pemerintah, mengalami pertumbuhan negatif. Konsumsi rumah tangga tumbuh -2,6 persen, investasi swasta -4,9 persen, ekspor -7,7 persen, dan impor -14,7 persen.

Dari sisi ekspor, industri pengolahan masih menunjukkan kinerja ekspor yang positif. Pada 2020, nilai ekspor industri pengolahan mencapai 131,1 miliar dollar AS, atau 80,3 persen dari ekspor Indonesia.

Minyak sawit menjadi salah satu komoditas ekspor terbesar dengan nilai 18,5 miliar dollar AS, atau 14,1 persen dari ekspor industri pengolahan, naik 2,8 miliar dollar AS dibanding pada 2019.

Dua komoditas ekspor terbesar lainnya adalah kertas dan barang dari kertas dengan nilai 6,8 miliar dollar AS (5,2 persen) dan karet remah dengan nilai 2,9 miliar dollar AS (2,2 persen).

Kinerja ketiga komoditas tersebut pada kuartal pertama 2021 bahkan meningkat, di mana ekspor minyak sawit mencapai 6,2 miliar dollar AS, naik 44,2 persen dibandingkan kuartal pertama 2020. Nilai ekspor kertas dan barang dari kertas meningkat 9,4 persen dan karet remah naik 14,4 persen.

Dari sisi produksi sektoral, sektor primer seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan adalah sektor yang mampu tumbuh positif pada 2020, yaitu sebesar 1,75 persen. Sektor primer memang menjadi bantalan yang menahan agar perekonomian tidak terkena resesi lebih dalam.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga tetap menjadi andalan dengan kontribusi terbesar kedua terhadap PDB, yaitu 13,7 persen pada 2020. Namun, subsektor yang menjadi sumber produksi bagi ketiga komoditas ekspor andalan di atas justru mengalami penurunan pertumbuhan bahkan terkontraksi.

Subsektor tanaman perkebunan hanya tumbuh 0,05 persen, jauh di bawah kinerja pada 2019 sebesar 4,56 persen. Subsektor kehutanan dan penebangan kayu bahkan tumbuh -1,62 persen dan -5,42 persen pada triwulan ketiga dan keempat 2020.

Melihat peranannya terhadap ekspor Indonesia, kinerja industri pengolahan hasil perkebunan dan kehutanan jelas harus dijaga dengan baik. Jangan sampai di tengah pandemi, kinerja ini justru terganggu oleh berbagai permasalahan.

Salah satunya adalah isu kelestarian dan perubahan iklim yang sekarang menjadi prioritas global. Isu ini terbukti menyebabkan minyak sawit Indonesia mengalami hambatan akses pasar di Eropa Barat dan Amerika Utara.

Baca juga: Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi dan Krisis Iklim

Kritik dan advokasi dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik global maupun nasional juga dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap Indonesia, jika isu tersebut tidak ditangani dengan baik.

Isu kelestarian

Salah satu contoh dari kritik dalam konteks di atas adalah laporan Greenpeace pada Maret 2021 yang berjudul Destruction Certified: Certification, not a solution to deforestation, forest degradation and other ecosystem conversion.

Laporan ini sangat keras mengkritik kinerja kelestarian dan sertifikasi kelestarian di seluruh dunia untuk produk biofuel, coklat dan kopi, minyak sawit, kedelai, serta kayu dan olahan hasil hutan lainnya.

Intinya, sertifikat kelestarian yang menjadi bukti bahwa pelaku bisnis memenuhi syarat kelestarian dianggap cacat oleh Greenpeace dan justru menjadi “pencucian” dari perusakan hutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com