Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INACA Ungkap Kejelian Garuda Tangkap Peluang Bisnis Penerbangan Kargo

Kompas.com - 17/07/2021, 14:06 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Denon Prawiratmadja buka suara perihal upaya Garuda Indonesia untuk bertahan di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Dia menilai, langkah Garuda Indonesia mengoptimalkan angkutan kargo merupakan langkah yang tepat. Terlebih lagi hal ini untuk mendongkrak kinerja perusahaan.

"Optimalisasi bisnis kargo yang dilakukan oleh Garuda Indonesia merupakan langkah yang sangat tepat. Dan kejelian Garuda Indonesia menangkap peluang bisnis ini diproyeksian dapat mendongkrak income perusahaan di tengah lesunya dunia penerbangan saat ini,” ujar Denon, Sabtu (17/7/2021).

Baca juga: Maksimalkan Bisnis, Garuda Indonesia Operasikan 2 Pesawat Penumpang untuk Angkut Kargo

Menurut Denon, sejak pandemi melanda Indonesia pada awal tahun 2020 lalu hingga sekarang, jumlah penumpang pesawat turun tajam hingga lebih dari 50 persen. Akibatnya, maskapai juga mengurangi jumlah penerbangan demi melakukan efisiensi biaya operasional.

Namun demikian, di balik ketidakberuntungan tersebut, terselip suatu sinar yang makin hari makin terlihat cerah bagi bisnis penerbangan nasional. Sinar tersebut adalah bisnis kargo udara yang ternyata tidak banyak terpengaruh oleh pandemi ini.

“Hal ini dikarenakan komitmen dari Pemerintah angkutan logistik, yang dalam hal ini kargo, tetap diizinkan untuk beroperasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Denon.

Ia juga memaparkan data bahwa jumlah kargo udara yang diangkut maskapai nasional pada tahun 2020 hanya turun sedikit dibanding penurunan jumlah penumpang.

Misalnya data dari 15 bandara PT Angkasa Pura I, pada tahun 2020 lalu lalu lintas kargo udara yang dilayani adalah 436.049 ton. Capaian itu hanya turun sedikit dari tahun 2019 yang tidak pandemi yaitu 481.180 ton.

Adapun pada kuartal 1 tahun 2021 ini, Angkasa Pura I sudah melayani lalu lintas 105.411 ton kargo udara dan diprediksi pada akhir tahun 2021 jumlah kargo udara yang dilayani di 15 bandaranya mencapai 445.049 ton.

Baca juga: Difasilitasi Garuda, Awak Maskapai Anggota INACA Ikut Program Vaksin Covid-19

Dengan data tersebut, Denon melihat bisnis kargo udara Indonesia yang tahan banting dari pandemi juga dikarenakan beberapa hal.

“Yang pertama tentunya bahwa dalam kondisi apapun, setiap manusia pasti memerlukan barang untuk memenuhi kebutuhannya. Kedua penerbangan menjadi salah satu pilihan kuat karena kondisi geografis Indonesia yang kepulauan,” bebernya.

Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa penerbangan mempunyai beberapa kelebihan dibanding transportasi lain seperti misalnya kecepatan, keselamatan dan keamanan, serta sanggup menghadapi berbagai cuaca.

Karena itu, dirinya meyakini Garuda Indonesia akan dapat bertahan di masa pandemi ini dengan mengoptimalkan angkutan kargonya.

Kerugian Garuda Indonesia

Terkait laporan keuangan Garuda Indonesia pada 2020 yang menderita kerugian, Denon mengaku sangat prihatin. Namun demikian hal ini merupakan hal yang pasti akan dialami oleh perusahaan penerbangan tidak hanya di Tanah Air, namun di seluruh Dunia.

Dia bilang, pandemi ini menyebabkan pergerakan masyarakat dibatasi sehingga jumlah penumpang transportasi, termasuk transportasi udara atau penerbangan menurun tajam.

Baca juga: INACA Prediksi Industri Penerbangan Mulai Pulih pada 2022

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com