Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja: Mal Harus Kreatif agar Bisa Bertahan

Kompas.com - 29/07/2021, 17:56 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak PPKM level 4 diterapkan, membuat mal terpaksa ditutup untuk mengurangi dampak penyebaran.

Hal ini pun mengakibatkan para pengusaha mal terkerok dari skala bisnisnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, untuk tetap bisa bertahan, pengelola mal harus selalu kreatif, memiliki perubahan konsep bisnis dan mal tidak boleh hanya fokus menjadi tempat belanja saja.

Baca juga: Soal Usulan Sertifikat Vaksin Jadi Syarat Masuk Mal, Ini Kata Pengelola Pusat Belanja

"Kalau hanya sekadar tempat belanja, bisa saja mal sulit bertahan. Pengelola harus bisa mencari satu konsep baru untuk customer yang bukan hanya sekadar tempat belanja tapi satu konsep, misalkan tempat interaksi secara langsung," ujar Alphonzus dalam webinar Marketeers yang disiarkan secara virtual, Kamis (29/7/2021).

Menurut dia, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi secara langsung dengan sesamanya.

Oleh sebab itu, dia menilai, apabila pengusaha mal memiliki konsep selain tempat untuk berbelanja, dia menyakini mal akan bisa tetap bertahan.

"Kalau pusat perbelanjaan itu selalu mengedepankan tempat belanja sebagai fungsi utama, akan terlibas dia," ungkap Alphonzus.

Apalagi, kata dia, saat ini sudah banyak pilihan tempat belanja bagi masyarakat yang juga hadir secara online.

Baca juga: Di Wilayah PPKM Ini, Tempat Ibadah hingga Mal Boleh Dibuka

"Customer mempunyai banyak pilihan untuk belanja, jadi kita pusat belanja harus punya cerdik, inovatif, kreatif, memberikan sesuatu untuk customer melampiaskan kebutuhannya secara makhluk sosial," kata Alphonzus.

Alphonzus menambahkan, para pengelola mal jangan hanya meminta sewa kepada para tenant. Namun dia menyarankan, para tenant harus diberikan konsep yang baru agar barang yang dijual bisa tetap laku.

"Tenant-tenant perlu new konsep, itu butuh buat mereka. Harus bisa kita memberikan bukan hanya menyewakan tempat saja," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com