Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Saham Bank-bank kecil Melambung, Bagaimana Prospeknya ke Depan?

Kompas.com - 10/08/2021, 14:19 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham-saham bank kecil bergerak liar tahun ini di tengah sentimen penambahan modal dan euforia bank digital.

Tak tanggung-tanggung, bahkan ada bank yang telah mencetak kenaikan harga saham hingga ribuan persen terhitung sejak akhir tahun lalu. Investor yang sudah masuk di saham harga masih di bawah tentu sudah meraup cuan besar.

Saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) misalnya telah moroket 1.040 persen secara year to date (ytd) hingga 9 Agustus 2021 dan dalam sepekan terakhir masih tetap bergerak liar dengan kenaikan 59,2 persen.

Baca juga: Bank BUMN Pede Kredit Bisa Tumbuh hingga 7 Persen

PT Bank Allo Indonesia Tbk (BBHI) meroket lebih tinggi hingga 1,643,9 persen secara year to date (ytd), namun dalam sepekan terakhir gerakannya sudah mulai landai yakni naik 1,1 persen.

Dalam seminggu terakhir, saham PT Bank PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan PT Bank Bisnis Internasional Tk (BBSI) tercatat paling bergerak liar dengan kenaikan masing-masing sebesar 87,5 persen dan 56 persen.

Gerakan liar saham-saham bank mini ini tak ada sangkut pautnya dengan prospek fundamentalnya. Kalau dilihat dari kinerjanya, tak sedikit bank yang masih merugi.

Contohnya, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) dan BBYB tercatat menanggung rugi bersih masing-masing Rp 3,1 miliar dan Rp 50,2 miliar per maret 2021. Sementara yang lain banyak yang mengalami penurunan tajam.

Pergerakan saham-saham bank mini ini kontras dengan bank-bank jumbo yang justru jadi lagard atau pemberat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Per 9 Agustus 2021, saham BBCA masih turun 8,4 persen secara ytd, BBNI turun 19,4 persen, BMRI turun 8,3 persen, dan BBRI turun 7,7 persen.

Padahal, bank-bank besar sudah memulai proses transformasi digital sebelum pandemi Covid-19 mencuat. Bahkan, BBCA dan BBRI akan memiliki anak usaha khusus jadi bank digital.

Baca juga: Mengenal Apa Itu BPR dan Perbedaannya dengan Bank Umum

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, pergerakan liar tersebut didorong oleh ekspektasi investor yang terlalu tinggi terhadap transformasi bank-bank kecil menjadi bank digital.

"Bila melihat kapitalisasi yang sangat luar biasa dari perusahaan-perusahaan berbasis digital maka ada harapan bank digital juga akan cepat berkembang bisnisnya," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (9/8/2021).

Namun, Trioksa mengingatkan bahwa transformasi digital tidak hanya dilakukan oleh bank mini. Bank-bank besar konvensional juga sudah mengarah ke bisnis digital.

Oleh karena itu, investor perlu untuk memperhatikan lebih jauh kinerja bank-bank kecil tersebut karena sebagian besar masih mengalami rugi.

Secara umum, dia melihat prospek bisnis perbankan dan keuangan ke depan akan mengarah ke digitalisasi. Sehingga persaingan bisnis digital akan sangat ketat dan semakin kompetitif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com