Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral: Ekonomi China Hadapi Tantangan karena Salah Urus Perusahaan

Kompas.com - 18/10/2021, 16:44 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank sentral China menyatakan bahwa perekonomian negara tersebut menghadapi sejumlah tantangan seperti risiko gagal bayar untuk perusahaan-perusahaan tertentu karena salah urus.

Hal itu diungkapkan oleh Gubernur bank sentral China (PBOC) Yi Gang mengatakan pada Minggu (17/10/2021) menanggapi perkembangan sejumlah isu yang terjadi di China.

Salah satunya adalah kekhawatiran terhadap runtuhnya pengembang properti China Evergrande Group, yang memiliki utang lebih dari 300 miliar dollar AS. Perisahaan tersebut juga telah melewatkan tiga putaran pembayaran bunga untuk obligasi berdenominasi dollar AS.

Baca juga: Ekonomi China Tumbuh Melambat di Kuartal III-2021

Selain itu, bank sentral China juga mencermati meningkatnya dampak dari risiko kredit macet pada sektor properti China ke perekonomian yang lebih luas.

Yi Gang mengatakan risiko gagal bayar untuk beberapa perusahaan dan kesulitan operasional bank kecil dan menengah adalah salah satu tantangan bagi ekonomi China. Karena itu, otoritas terus mengawasi perkembangan yang ada agar tidak menjadi risiko sistemik.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China masuk ke level moderat karena naiknya infeksi virus corona. Terkait dengan hal itu, bank PBOC memproyeksikan ekonomi China tumbuh 8,0 persen tahun ini.

Langkah yang Diambil

Atas berkembangnya kasus Evergrande, pihak berwenang akan mencoba mencegah masalah tersebut menyebar ke perusahaan real estat lainnya untuk menghindari risiko sistematis.

Krisis yang terjadi di Evergrande dan pengembang perumahan utama lainnya mendorong premi risiko pasar utang pada perusahaan-perusahaan China ke rekor tertinggi pekan lalu dan memicu putaran baru penurunan peringkat kredit.

Otoritas akan memberikan prioritas tertinggi pada perlindungan konsumen dan pembeli rumah, dengan tetap menghormati hak-hak kreditur dan pemegang saham, katanya.

Baca juga: Jokowi: Indonesia Bisa Jadi Raksasa Digital Setelah China dan India

PBOC juga mengambil berbagai langkah untuk menangkis risiko keuangan, seperti menambah modal untuk bank kecil dan menengah.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah mencatat rebound yang mengesankan pasca-. Namun di sisi lain terdapat tanda-tanda ekonomi China kehilangan tenaga.

“Pertumbuhan ekonomi sedikit melambat, tetapi lintasan pemulihan ekonomi tetap tidak berubah,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com