Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Kereta Cepat: Molor, Biaya Bengkak, Ratusan Ton Besinya Dicuri

Kompas.com - 11/11/2021, 11:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Bak sudah jatuh tertimpa tangga tampaknya cukup menggambarkan kondisi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung saat ini. Berbagai masalah dan kontroversi terus menerpa proyek kerja sama antara Indonesia dan China itu. 

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebelumnya memperkirakan biaya investasi Kereta Cepat Jakarta Bandung adalah sebesar 6,07 miliar dollar AS atau sekitar Rp 86,5 triliun. 

Belakangan, biayanya membengkak membengkak atau mengalami cost overrun (kelebihan biaya) menjadi 8 miliar dollar AS atau setara Rp 114,24 triliun. Dengan kata lain, pembengkakannya mencapai Rp 27,74 triliun. 

Target penyelesaian pun molor dari tahun 2019 mundur ke tahun 2022. Agar proyek tidak sampai mangkrak, pemerintah menambal kekurangan dana dengan duit APBN melalui skema penyertaan modal negara (PMN) pada BUMN yang terlibat di proyek tersebut. 

Baca juga: Kalkulator Faisal Basri: Kereta Cepat Balik Modal 139 Tahun

Kementerian Keuangan mencairkan duit APBN untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung sebesar Rp 4,3 triliun. Dengan tambahan uang pajak, maka PT KCIC bisa memenuhi kebutuhan base equity agar utang dari China bisa cair.

Meski menuai banjir kritik dan dinilai melanggar janji yang sudah diikrarkan berulang kali oleh Presiden Jokowi, pemerintah bergeming dan tetap mengucurkan duit APBN untuk menambal pembengkakan biaya investasi Kereta Cepat Jakarta Bandung.

"Ini proyek KCJB yang business to business (B to B). Makanya, pemerintah memasukkan Rp 4,3 triliun dalam rangka memenuhi base equity (setoran saham) penyelesaian kereta api cepat Jakarta-Bandung," kata Sri Mulyani dalam keterangannya dikutip pada Kamis (11/11/2021). 

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebutkan, suntikan modal untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung itu masuk dalam suntikan modal untuk PT KAI sebesar Rp 6,9 triliun tahun 2021.

Baca juga: Ironi Kereta Cepat: Penumpang Menuju Bandung Dioper Pakai KA Diesel

Selain untuk mendanai proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, uang APBN itu sisanya digunakan PT KAI untuk membiayai proyek LRT Jabodetabek yang juga mengalami pembengkakan biaya. 

Dikatakan Sri Nulyani, tanpa tambahan dana dari APBN, pinjaman China untuk perusahaan konsorsium Kereta Cepat Jakarta Bandung sulit dicairkan dari China. 

"Sebetulnya proyek ini jalan berdasarkan pinjaman dari CDB (China Development Bank) dan dia mencairkan. Sampai suatu titik tertentu enggak bisa dicairkan karena tidak ada ekuitas yang mendukungnya atau ekuitasnya sudah habis. Jadi sekarang ini proyek enggak mungkin bisa jalan either melalui pinjaman," ujar Sri Mulyani.

Besi kereta cepat dicuri

Masalah baru proyek ini kembali muncul. Diketahui, ada 110 ton besi kereta cepat dicuri yang diduga melibatkan orang dalam.  PT KCIC juga buka suara terkait pencurian besi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di lokasi proyek DK0+600 Halim, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com