Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Ingin Jajarannya Selalu Merasa Gelisah dalam Mengolah Data

Kompas.com - 15/12/2021, 11:58 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, data perlu menjadi kerangka untuk menyusun kebijakan, terutama saat pandemi Covid-19.

Bendahara negara ini mengungkapkan, data menjadi tolok ukur utama untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam membantu rakyat, seperti pemberian subsidi hingga penanganan pandemi.

"Evidance jangka menengah panjang butuh data, validitas suatu kejadian apakah berulang atau fenomena tunggal. Cara kelola informasi data merupakan sebuah sikap tanggung jawab publik dan tanggung jawab atas akuntabilitas," kata Sri Mulyani dalam Seminar Jurnal Ilmiah Perbendaharaan, Rabu (15/12/2021).

Baca juga: Simpan Banyak Identitas, Sri Mulyani: Pusing Jadi Penduduk Indonesia

Wanita yang akrab disapa Ani ini menjelaskan, pemerintah berkutat dengan banyak data saat pandemi Covid-19.

Analisa data itu dilakukan untuk membangun database penerima bansos, penerima bantuan upah bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp 5 juta, penerima bantuan kuota internet, sampai penerima subsidi listrik.

"Betapa sangat rumitnya namun kita lakukan, dan ini adalah fenomena luar biasa dilakukan pada saat semua jajaran Kemenkeu tidak ada di kantor, karena kita tidak harus bekerja di kantor," ucap Sri Mulyani.

Setelah membuat database, pihaknya kembali menganalisa efektivitas dari bantuan tersebut. Analisa setidaknya mencakup efisiensi, alokasi, hingga distribusi.

Di sisi distribusi, kementerian menganalisa dampak distribusi bansos terhadap kemiskinan dan ketimpangan (inequality) antar kelompok pendapatan, antar daerah, dan antar sektor ekonomi.

Baca juga: Sri Mulyani Berharap Kenaikan Cukai Rokok Turunkan Perokok Anak Usia 10-18 Tahun

"Yang bagian ini diperbaiki, yang bagian ini dikoreksi, yang ini diperkuat. Itu akan menjadi dinamika yang sangat positif dan bermanfaat. Tidak hanya di nasional tapi di daerah, sehingga di daerah juga aware terhadap bagaimana policy keuangan daerah dan ekonomi daerah berkaitan dengan upaya kesejahteraan rakyat," paparnya.

Dengan banyaknya data, Sri Mulyani meminta jajarannya memiliki rasa keingintahuan dan keinginan untuk melakukan penelitian. Dia ingin jajarannya selalu merasa gelisah dalam mengolah data.

Menurut dia, rasa gelisah membuat pekerjaan makin baik. Sedangkan jika terlampau tenang, hasil pekerjaan akan biasa-biasa saja.

"Kalau Anda terlalu tenang malah enggak kerja. Gelisah karena kita punya data begitu banyak dan kita punya tanggung jawab begitu besar data yang begitu besar pada rakyat kita untuk perbaiki, dan data ini harus diolah," pungkas Sri Mulyani.

Baca juga: Pajaki Orang Tajir, Sri Mulyani: Banyak Warga Indonesia yang Ekstrem Kaya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com