Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI: Perpanjangan Kebijakan Diskon Biaya Pencatatan Saham Masih Dikaji

Kompas.com - 20/01/2022, 07:44 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna Setia mengungkapkan, saat ini kondisi pasar modal semakin membaik. Namun demikian, bursa masih melakukan kajian terkait dengan diskon biaya pencatatan awal saham dan biaya pencatatan saham tambahan sebagaimana diberlakukan pada tahun 2020 dan 2021 lalu.

“Bursa masih mengkaji dan belum memutuskan untuk memperpanjang kebijakan terkait diskon biaya pencatatan awal saham dan biaya pencatatan saham tambahan sebagaimana diberlakukan pada 2020 dan 2021 lalu,” kata Nyoman kepada wartawan, Rabu (19/1/2022).

Seperti diketahui, pada tahun 2020 dan 2021, bursa memberikan diskon biaya pencatatan awal dan pencatatan saham tambahan sebesar 50 persen untuk calon perusahaan tercatat dan perusahaan tercatat berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Kep-00044/BEI/06-2020 dan Kep-00069/BEI/08-2021 tentang Kebijakan Khusus atas Biaya Pencatatan Awal Saham dan Biaya Pencatatan Saham Tambahan, yang berakhir 30 Desember 2021.

Baca juga: IHSG Bakal Melemah Lagi? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

“Relaksasi biaya ini juga merupakan kepedulian dari Self-Regulatory Organizations (SRO) kepada calon perusahaan tercatat di tengah situasi pandemi Covid-19. Namun, kami beserta regulator pasar modal lain senantiasa memperhatikan perkembangan kondisi pasar dan melakukan penyesuaian regulasi sesuai kebutuhan,” ungkap Nyoman.

Nyoman mengatakan, selama durasi pemberlakuan diskon initial listing fee (ILF) 2021, terdapat 25 perusahaan yang memanfaatkan diskon biaya pencatatan awal saham dan 39 aksi korporasi yang mengeluarkan saham kembali (dari aksi korporasi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD, non-HMETD, dividen saham, dan saham bonus).

Walau demikian, dalam rangka proses pemulihan kondisi keuangan perusahaan tercatat, di tahun 2022 ini bursa juga memberikan relaksasi dalam bentuk kebijakan perpanjangan batas waktu pembayaran biaya pencatatan tahunan tahun 2022 yang semula harus disampaikan paling lambat pada 31 Jan 2022, diundur batas waktunya sampai dengan tanggal 30 Juni 2022.

“Relaksasi tersebut berlaku bagi Perusahaan Tercatat yang sudah tercatat di Bursa selama lebih dari 1 tahun per tanggal 1 Januari 2022, dimana perusahaan tersebut membukukan rugi bersih pada periode laporan keuangan terakhir dan telah menyampaikan surat permohonan keringanan batas pembayaran biaya pencatatan tahunan kepada bursa,” tambah Nyoman.

Baca juga: Ini 5 Paket Calon Direksi BEI Periode 2022-2026

Nyoman juga mengatakan, pengendalian Covid-19 di Indonesia yang semakin baik, juga menumbuhkan optimisme pasar yang ditandai dengan beberapa indikator, seperti IHSG per akhir tahun 2021 mencapai 6.581 atau naik 10,08 persen dari penutupan IHSG tahun 2020.

Pun demikian dengan rata-rata transaksi harian saham tahun 2021 mencapai Rp 13,37 triliun atau meningkat 45,19 persen dari rata-rata transaksi harian saham tahun 2020. Jumlah perusahaan tercatat sepanjang tahun 2021 juga mencapai 54 perusahaan dengan nilai fund raised sebesar Rp 62,6 triliun atau naik 1.022 persen dibandingkan pencapaian dana dihimpun pada periode yang sama tahun 2020.

Bursa juga menyambut dua IPO dengan terbesar sepanjang 2021, yakni PT Bukalapak.com, Tbk (BUKA) mencapai Rp 21 triliun yang juga menjadi IPO Unicorn pertama di ASEAN dan PT Dayamitra Telekomunikasi, Tbk (MTEL) yang merupakan subsidiaries BUMN dengan dana dihimpun melalui IPO terbesar diantara subsidiaries BUMN lainnya yaitu mencapai Rp 18,78 triliun.

“Per 14 Januari 2021 terdapat 30 perusahaan yang sudah masuk pipeline dan menunggu proses evaluasi. Melihat kondisi pipeline, kami optimis jumlah perusahaan tercatat akan lebih baik dibanding tahun lalu,” tegas Nyoman.

Baca juga: BEI Sebut SUGI Memenuhi Kriteria Delisting, Ini Sebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com