Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Bertani: Sudah Saatnya Pertanian di Indonesia Membutuhkan Terobosan Baru

Kompas.com - 16/02/2022, 14:50 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertanian menjadi sektor ekonomi utama di Negara-negara berkembang. Peran atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara menduduki posisi penting sekali, tak terkecuali Indonesia.

Namun di tengah serangan varian omicron yang kembali melanda dunia, sektor pertanian menjadi isu penting sebagai penopang ketahanan pangan nasional.

Komunitas Mari Bertani Indonesia (KOMBARSI) menilai, sudah saatnya pertanian di Indonesia membutuhkan terobosan baru.

Baca juga: Januari 2022, Ekspor Pertanian Naik 11,54 Persen

“Dibutuhkan terobosan baru melalui advokasi, pendampingan, edukasi, dan tata cara pertanian modern, sehingga dapat bersaing di pasar nasional dan internasional," ujar Sekjen Komunitas Mari Bertani Indonesia (KOMBARSI) Yusuf Habibi dalam siaran persnya, Rabu (16/2/2022).

Dia membeberkan, ada dua pertimbangan ekstra yang membuat urgensi dalam sektor pertanian meningkat.

Pertama, perdagangan internasional, termasuk sektor pertanian sedang terganggu. Beberapa negara melakukan restriksi ekspor produk pertanian.

Hal ini pun kata dia, yang membuat sistem produksi pertanian dalam negeri menjadi krusial.

Selain itu, pandemi Covid-19 masih belum menunjukkan kepastian kapan berakhir, sehingga pecabutan restriksi sosial/PPKM bisa saja akan tertunda.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Sektor Pertanian Indonesia

Tim epidemiolog di Universitas Harvard mengajukan kemungkinan diperlukannya penerapan strategi restriksi sosial secara intermiten sampai tahun 2022 untuk menghindari ledakan ulang kasus Covid-19.

"Kita harus menghindari krisis Covid-19 berubah menjadi krisis pangan," ungkap Yusuf .

Urgensi yang kedua adalah kemiskinan yang intensitasnya tinggi di pedesaan.

Yusuf menilai, mempertahankan aktivitas ekonomi pedesaan menjadi relevan agar peningkatan angka kemiskinan dapat diredam.

Yusuf  berharap peran lebih pemerintah terhadap sektor pertanian di tengah ancaman kekeringan yang lebih parah dibandingkan biasanya agar risiko ambruknya sektor pertanian diluar dampak pandemi Covid-19 tidak terjadi.

Baca juga: Ekonomi Nasional Tumbuh 5,02 Persen, Pertanian dan 3 Sektor Ini Mendominasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com