Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Harga Minyak Dunia Bebani APBN, Kenaikan BBM Jadi Solusi?

Kompas.com - 07/03/2022, 17:06 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia yang terus naik dinilai akan memberatkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) karena adanya subsidi bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga BBM dinilai menjadi solusi, namun bukan hal mudah untuk diputuskan pemerintah.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhimengatakan, sebagai negara net importir, Indonesia sangat dirugikan dengan lonjakan harga minyak dunia. Hari ini harga minyak mentah Brent bahkan berada di level 128,88 dollar AS per barrel.

"Kenaikan harga minyak di atas 100 dollar AS per barel tentunya sangat memberatkan APBN. Semakin tinggi kenaikan harga minyak, beban APBN makin berat," ujar kepada Kompas.com, Senin (7/3/2022).

Baca juga: AS Bahas Embargo Rusia, Harga Minyak Dunia Sempat Sentuh 139 Dollar AS Per Barrel

Ia menjelaskan, APBN terbebani karena harus memberikan kompensasi ketika PT Pertamina menjual BBM di bawah harga keekonomian. Alhasil subsidi pun akan semakin membengkak jika harga jual BBM tak mengikuti pergerakan harga minyak dunia.

Menurut Fahmy, bila tidak ada kenaikkan harga BBM di dalam negeri, maka beban APBN semakin berat. Namun, penentuan harga BBM menjadi sangat dilematis bagi pemerintah, sebab kenaikan harga berpontensi menaikkan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat.

Dia menyarankan, agar pemerintah menaikkan harga BBM secara selektif mengingat saat ini harga minyak dunia sudah tembus di atas 100 dollar AS per barrel. Fahmy menilai kenaikan harga BBM bisa dilakukan pada jenis Pertamax dan menghapus Premium, tanpa menaikkan harga Pertalite.

Saat ini, Pertamina sendiri akhirnya menaikkan harga BBM non-subsidi, terdiri dari Pertamax Turbo, Pertamax Dex, dan Dexlite seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia.

Baca juga: Perusahaan Minyak Rusia Ini Minta Vladimir Putin Hentikan Invasi ke Ukraina

"Kenaikan harga BBM selektif merupakan keputusan yang tepat dan cermat untuk mengurangi beban APBN, tanpa memicu inflasi dan memperburuk daya beli rakyat," kata Fahmy.

Menurutnya, menaikkan harga Pertamax dan golongan di atasnya tidak akan berpengaruh terhadap inflasi dan tidak menurunkan daya beli masyarakat. Alasannya, karena proporsi konsumennya kecil dan Pertamax tidak digunakan untuk tranportasi umum dan logistik.

"Sehingga (kenaikan BBM Pertamax dan golongan di atasnya) tidak secara langsung menaikkan biaya distribusi yang memicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok atau memicu inflasi dan memperpuruk daya beli rakyat," jelas dia.

Baca juga: Resmi Naik, Ini Daftar Harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com