Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Anjlok 30 Persen dalam Sepekan, Ini Sebabnya

Kompas.com - 16/03/2022, 19:20 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia terkoreksi secara signifikan dalam kurun waktu sepekan terakhir.

Padahal,  pada pekan lalu investor sempat dikhawatirkan potensi harga minyak mentah dunia yang semakin 'panas', akibat terimbasnya pasokan dari Rusia.

Sebagaimana diketahui, setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina, harga minyak mentah dunia alami lonjakan signifikan.

Bahkan, pada sesi perdagangan pekan lalu harga minyak mentah acuan global, Brent, sempat mencapai 139 dollar AS per barrel, dan diprediksi terus menguat oleh banyak analis.

Akan tetapi, semenjak itu harga minyak mentah terus alami penurunan.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik, Pertamina Dinilai Bisa Naikkan Harga Pertamax Dekati Harga Pesaing

Harapan dari Arab Saudi

 

Dilansir dari CNN, Rabu (16/3/2022), harga minyak mentah bahkan telah terkoreksi hampir 30 persen dari level tertingginya, di mana saat ini kedua jenis minyak mentah, WTI dan Brent, berada di bawah 100 dollar AS per barrel.

Anjloknya harga minyak utamanya disebabkan oleh adanya harapan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) dapat meningkatkan kapasitas produksinya.

Dengan demikian, investor bisa bernafas lebih lega setelah Amerika Serikat (AS) secara tegas mengumumkan pemboikotan impor minyak mentah dari Rusia.

Baca juga: Perundingan Rusia-Ukraina dan Lockdown China Bikin Harga Minyak Dunia Anjlok

Lonjakan kasus Covid-19 di China

Pada saat bersamaan, China saat ini dihadapi dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 di berbagai kota besarnya. Ini kemudian dinilai dapat sedikit mengurangi permintaan di pasar minyak dunia.

Namun demikian analis memperingatkan, pasar minyak mentah dunia masih dibayang-bayangi ketidakpastian.

Pasalnya, harga minyak mentah masih diperdagangkan di angka yang jauh lebih tinggi dari biaya yang dibutuhkan dan fluktuasi harga masih berpotensi terjadi.

"Saya tidak akan menutup kemungkinan harga minyak mentah di level 200 dollar AS per barrel. Masih terlalu dini," ujar Kepala Pasar Minya Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen, dikutip Rabu.

Asal tahu saja, pasca invasi Rusia ke Ukraina terjadi, harga minyak mentah langsung meroket. Pasar khawatir pasokan minyak yang besar dari Rusia akan terganggu.

Namun, selama beberapa hari terakhir Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC dikabarkan tengah membahas peningkatan produksi minyak mentah yang lebih tinggi dari rencana awal. Ini langsung direspons positif oleh pasar minyak dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com