Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMI Manufaktur RI Tembus 51,9, Kemenkeu: Bisa Dukung Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal II

Kompas.com - 05/05/2022, 08:30 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali menguat ke level 51,9 pada bulan April 2022 dibanding 51,3 pada Maret 2022. Hal ini menunjukkan terjadi ekspansi pada bisnis.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, peningkatan PMI Manufaktur tidak lepas dari efektivitas bauran kebijakan penanganan pandemi Covid-19 serta kecepatan vaksinasi di Indonesia.

Penanganan yang baik mampu memberikan kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas, terutama dalam menghadapi bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Peluang ini dimanfaatkan dengan baik oleh dunia bisnis. Bersama dengan penguatan ekspor, penguatan sektor manufaktur ini diharapkan dapat mendukung semakin solidnya kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022,” kata Febrio dalam siaran pers, Kamis (5/5/2022).

Baca juga: Harga Bitcoin Melonjak 6 Persen Usai The Fed Umumkan Kenaikan Suku Bunga

Febrio berharap, pemulihan ekonomi dapat terus berlanjut di tengah solidnya ekspansi. Hal ini didukung oleh penguatan permintaan pada bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri sejalan dengan adanya momen cuti bersama dan mudik Lebaran.

Sementara itu, di tengah konflik geopolitik antara Rusia dengan Ukraina, serta negara barat, permintaan ekspor atas produk manufaktur Indonesia khususnya produk berbasis komoditas tetap meningkat di bulan April.

Peningkatan tecermin dari pertumbuhan ekspor yang mencapai 35,2 persen secara tahunan pada kuartal I-2022.

"Seiring dengan peningkatan permintaan, pelaku usaha terus meningkatkan kapasitas produksinya dengan terus membuka lapangan kerja baru dan menambah persediaan," beber Febrio.

Tercatat, pembukaan lapangan kerja tercatat berada pada indeks tertinggi setidaknya dalam 11 tahun terakhir. Selain itu, pembelian pasokan terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi yang diprediksi masih terus bertahan di masa pemulihan ekonomi.

Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga 0,50 Persen, Tertinggi Sejak Tahun 2000

"Tren ini diharapkan dapat berlanjut sehingga efek pengganda dari pemulihan sektor manufaktur kepada perbaikan kondisi ekonomi secara keseluruhan dapat terus meningkat secara berkelanjutan dan inklusif," kata Febrio.

Secara umum kata Febrio, pelaku usaha industri manufaktur Indonesia masih optimis dengan laju ekspansi ke depan. Penguatan konsumsi masyarakat serta permintaan ekspor diharapkan tetap berada pada tren positif dalam beberapa waktu ke depan.

Meskipun demikian, tekanan harga yang meningkat akan menjadi risiko utama bagi keberlanjutan laju ekspansi manufaktur dunia, termasuk Indonesia.

“Agar keberlanjutan penguatan konsumsi dan produksi tetap terjaga di tengah tekanan harga, pemerintah hadir baik melalui intervensi harga dan non-harga seperti dalam bentuk perlinsos untuk masyarakat miskin dan rentan, serta koordinasi yang kuat antar lembaga," tandas dia.

Baca juga: Antisipasi Kepadatan di Bakauheni, ASDP Siapkan Pelabuhan Alternatif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com