Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 BUMN Masuk Tahap Akhir, Bahan Baku Jadi Tantangan

Kompas.com - 11/06/2022, 17:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Disaster Management Research Unit, Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Muhammad Habib Abiyan Dzakwan mengatakan, uji klinis vaksin BUMN memasuki tahap akhir.

Abiyan menambahkan, tantangan utama vaksin BUMN ke depan ialah memastikan bahan baku vaksin yang dibutuhkan tersedia sepenuhnya di dalam negeri. Paling tidak mayoritas bahan baku ataupun komponen yang penting sudah bisa diproduksi Indonesia sendiri.

Selain itu, ketahanan rantai pasok baik mulai dari bahan baku hingga distribusi vaksin tersebut ketika telah mendapatkan otorisasi dari lembaga berwenang juga menjadi tantangan utama.

"Kita tahu Indonesia negara yang sangat luas dan terdiri atas pulau-pulau. Sehingga, tantangannya bagaimana vaksin BUMN ini agar dapat sesuai dengan rantai dingin (cold chain) yang ada di tingkat puskesmas," ujar Abiyan melalui keterangan tertulis, Sabtu (11/6/2022).

Baca juga: Erick Thohir Ingin Bio Farma Ekspor Vaksin Covid-19 BUMN

Lebih lanjut kata dia, kedaulatan kesehatan nasional juga berkaitan dengan pembiayaan yang harus disiapkan.

Dengan kemampuan untuk memproduksi vaksin Covid-19 sendiri setidaknya dapat mengurangi beban biaya yang muncul saat mengimpor vaksin.

"Vaksin yang diproduksi secara domestik tentu telah menyesuaikan karakteristik dari masyarakat Indonesia itu sendiri," lanjut Abiyan.

Pengembangan vaksin BUMN kata dia, tentunya telah mengikuti kaidah-kaidah saintifik yang berlaku secara universal dan diterima di tingkat internasional.

Koordinasi dan pengawasan dari para ahli serta lembaga terkait menjadi yang utama, termasuk dengan Kementerian Kesehatan, BPOM, dan WHO untuk tingkat internasional.

Baca juga: Vaksin Covid-19 BUMN Masuk Uji Klinis Tahap 3, Bio Farma Siapkan Kapasitas Produksi 120 Juta

Kemudian, infrastruktur produksi vaksin juga telah tersedia tidak hanya di satu wilayah. Apabila memungkinkan Indonesia harus memiliki pusat-pusat penelitian dan produksi vaksin di tingkat regional sehingga mempercepat proses produksinya.

"Kolaborasi dengan sektor swasta tentunya sudah harus menjadi pertimbangan dalam rangka memproduksi vaksin nasional ini. Terakhir, perlu komitmen khusus untuk memastikan pembiayaan untuk produksi vaksin ini tersedia secara berkelanjutan," ucap Abiyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com