Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut Pentingnya Penerapan Demokrasi Energi, Apa Itu?

Kompas.com - 18/06/2022, 21:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan energi yang menghidupi rutinitas masyarakat dinilai perlu diterapkan secara demokratis. Indonesia disebut harus menahan pihak swasta dari menguasai sumber daya energi yang seharusnya adalah kepemilikan masyarakat bersama.

Peneliti Ekonomi Politik dan anggota Badan Penasehat Perkumpulan AEER, Anto Sangadji mengatakan, saat ini swasta sudah menjadi pihak produsen sumber daya energi terbesar di Indonesia. Pada produksi minyak dan gas, perusahaan swasta lebih mendominasi ketimbang perusahaan milik negara yakni Pertamina.

Contohnya, tiga produsen minyak terbesar di Indonesia per Juni 2021 adalah Mobil Cepu Ltd (208.936 barrel per hari), PT Chevron Pacific Indonesia (160.646 barrel per hari), dan PT Pertamina EP (71.420 barrel per hari).

Baca juga: Negara G20 Rembuk di Forum Internasional, Bahas Transisi Energi Adil dan Terjangkau

Lalu tiga produsen gas terbesar di Indonesia per Juni 2021 adalah BP Berau Ltd (1.036 juta standar kaki kubik per hari/mmscfd), ConocoPhillips Ltd (831 mmscfd), dan PT Pertamina EP (692 mmscfd).

"Hal ini menyebabkan sumber daya energi yang seharusnya dimiliki bersama, menjadi diprivatisasi sehingga hanya dinikmati oleh segelintir orang elit saja," ujar Anto dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/6/2022).

Menurutnya, konstitusi hukum Indonesia seharusnya mendorong kepemilikan bersama energi dan energi berkelanjutan yang mengacu pada Undang-Undang (UU) Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi.

Pada poin a pada UU 30/2007 menyatakan bahwa sumber daya energi merupakan kekayaan alam sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Lalu diperkuat dengan poin b yang berbunyi bahwa peranan energi sangat penting artinya bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan nasional, sehingga pengelolaan energi yang meliputi penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, rasional, optimal, dan terpadu.

Baca juga: Survei ABB: Pelaku Industri Global Tingkatkan Investasi untuk Capai Efisiensi Energi

"Oleh karena itu, konsep demokrasi energi penting untuk mulai dibicarakan di Indonesia karena memprioritaskan kepemilikan energi secara bersama-sama. Energi demokrasi berawal dari gerakan sosial untuk sistem energi yang lebih adil, demokratis, dan berkelanjutanm," paparnya.

Anto mencontohkan, salah satu bentuk praktik demokrasi energi yakni Som Energia, koperasi energi terbarukan Spanyol. Koperasi ini memproduksi listrik dari fasilitas pembangkit listrik energi terbarukan seperti matahari, angin, biogas, dan lainnya dengan pembiayaan dari setoran anggota koperasi.

Kemudian, listrik yang dihasilkan dari energi hijau tersebut dijual untuk dikonsumsi oleh para mitra Som Energia. Sistem koperasi memastikan hasil produksi berorientasi pada kepentingan bersama para anggota koperasi.

Melalui demokrasi energi, model alternatif dengan penggunaan energi terbarukan ini memungkinkan Som Energia menjadi independen, tidak bergantung dengan energi fosil yang didistribusikan dengan sistem atas ke bawah yang dikuasai oleh segelintir pihak elit tertentu saja.

"Energi yang demokratis menjadi alternatif solusi yang menjauhkan kita dari maraknya privatisasi swasta atas sumber daya energi," pungkas Anton.

Baca juga: Peran Penting Sumber Daya Panas Bumi Menuju Energi Bersih dan Dekarbonisasi di RI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com