JAKARTA, KOMPAS.com - PT Blue Bird Tbk menargetkan dapat memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,8 triliun pada periode semester II-2022.
Direktur Keuangan PT Blue Bird Tbk Eko Yuliantoro menargetkan, pendapatan perusahaan dapat bertambah Rp 300 miliar per bulan.
"Semester II-2022 revenue menambah Rp 300 miliar per bulan kali 6 atau sekitar Rp 1,8 triliun," kata Eko saat ditemui di kantor pusat Blue Bird, Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (10/8/2022).
Baca juga: Blue Bird Akan Tambah 50 Unit Kendaraan Listrik di 2022
Eko juga mengatakan, hingga akhir tahun, perusahaan akan menambah armada baru sehingga akan berdampak biaya depresiasi pada laporan keuangan.
Meski demikian, ia optimistis meraup pendapatan yang melonjak.
"Setidaknya kita cukup optimis bisa mendapatkan earning after tax yang double dengan semester I-2022," ujarnya.
Baca juga: Momen Bahagia Sopir Taksi, Bisa Naik Haji hingga Kuliahkan Tiga Anaknya berkat Blue Bird
Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Andre Djokosoetono mengatakan, perusahaan akan menambah sebanyak 4.000 sampai 5.000 unit armada baru sampai akhir tahun 2022.
Adapun untuk pengadaan armada ini, Blue Bird menganggarkan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp 1,2 triliun.
"Dengan catatan tidak semuanya akan menambah kendaraan, kita bisa adjust (sesuaikan) aset kita kalau memang terjadi lockdown lagi, gangguan ekonomi lagi, kita akan sesuaikan jumlahnya di situ," kata Andre.
Baca juga: Tarif Ojek Online Naik, Bos Bluebird: Beda Tipis dengan Tarif Taksi
Lebih lanjut, Andre mengatakan, perusahaan juga akan menambah mobil listrik 75-100 unit sebagai bentuk partisipasi kendaraan listrik dalam perhelatan G20.
"Kita mengejar juga deliver G20 karena partisipasi kita di transportasi kendaraan lstrik di G20, Itu nilai investasi capital expenditure atau belanja modal sekitar Rp 50 miliar-Rp 75 miliar untuk kendaraan listrik di tahun ini minimal," ucap dia.
Baca juga: Paruh Pertama 2022, Bluebird Bukukan Laba Bersih Rp 148 Miliar