Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AGROINDUSTRI

Sering Gagal Panen? Siasati Budi Daya Tanaman Minim Modal lewat Pemupukan Berimbang

Kompas.com - 25/08/2022, 17:33 WIB
Rindu Pradipta Hestya,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah kondisi anomali cuaca pada musim kemarau saat ini, banyak petani mengalami penurunan produktivitas secara signifikan karena panen yang dihasilkan tidak maksimal.

Oleh karena itu, petani perlu melakukan berbagai upaya meningkatkan produksi panen. Salah satunya adalah dengan memastikan pupuk yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal. Dengan cara itu, petani dapat menghasilkan panen yang maksimal sekalipun dengan modal yang minim.

Baca juga: Program Tata Kelola Lingkungan Pupuk Kaltim Raih Properda Emas Pemprov Kalimantan Timur

Poin penting pemaksimalan pupuk itu dijelaskan dalam webinar yang diadakan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) berjudul “PKT Menyapa Petani: Cerdas Budidaya Tanaman Lewat Pemupukan Berimbang” pada Rabu (24/8/2022). Webinar ini digelar untuk mengedukasi petani yang mengeluhkan hasil panen yang tidak maksimal.

Pada webinar tersebut dijelaskan bahwa umumnya hasil panen tidak optimal karena para petani kurang memahami dengan benar cara pemupukan yang tepat. Permasalahan tersebut pun menyebabkan petani gagal panen akibat ledakan hama dan penyakit yang menyerang tanaman.

Untuk menyiasati hal tersebut, para petani perlu menyesuaikan kebutuhan tanaman, baik dari tanaman yang ada maupun status hara dalam tanah. Tujuannya, agar petani tak hanya bisa mendapatkan keuntungan, tapi juga dapat mengefisienkan waktu, tenaga, serta biaya.

Baca juga: 3 Langkah Pemupukan Berimbang untuk Cegah Gagal Panen

Untuk memaksimalkan manfaat pupuk serta meningkatkan hasil panen, salah satu narasumber dari penyuluh petani, Rudy Prambudi, membagikan tip dan langkah-langkah pemupukan berimbang.

Pertama, Rudy menjelaskan bahwa petani harus memperhatikan karakteristik jenis tanah terlebih dulu. Sebab, kadar power of hydrogen (pH) dalam setiap tanah tidak sama. Oleh sebab itu, petani harus memeriksanya terlebih dahulu dengan menggunakan dolomit.

“Dengan melakukan penyesuaian tersebut, hasil tanaman diharapkan bisa bagus. Tak hanya itu, tanah juga memiliki berbagai jenis, seperti tanah berpasir, tanah hitam, dan tanah berbatu. Agar hasil tanaman bisa bagus, penting juga memperhatikan kondisi tanah dengan jenis tanaman yang akan ditanam,” kata Rudy dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (25/8/2022).

Baca juga: Produktivitas Tanaman Pangan Didorong dengan Pupuk Berimbang

Pengecekan kadar pH sangat penting dilakukan sebelum menanam bibit. Alasannya, kata Rudy, karena beberapa jenis sayuran dan buah, seperti semangka dan melon, memiliki karakteristik akar yang lemah. Oleh karena itu, tanaman ini memerlukan tanah yang lembut dan berpasir, tidak bisa di tanah yang keras.

Kedua, petani tidak perlu langsung mengobati daun yang kuning. Kadang kala, ada petani yang melakukan pengobatan ekstra saat tanaman mulai terkena hama.

Padahal, jumlah obat yang digunakan tidak menjamin hama akan hilang. Ketimbang memberi obat dalam jumlah banyak, petani sebaiknya memerhatikan dosis dan perawatan di waktu yang tepat sebagai langkah antisipasi.

“Ada kondisi tertentu yang perlu diperhatikan petani saat penyemprotan (obat), yakni setelah hujan turun, karena virus dapat berkembang lebih cepat. Maka dari itu, penting untuk melakukan penyemprotan sejak awal ketika mulai muncul gejala hama dengan dosis yang tepat,” paparnya.

Ketiga, petani harus menyiasati trik pemupukan. Tiap pupuk memiliki karakteristik masing-masing. Pupuk yang bersifat slow release, misalnya, dapat dijadikan pupuk dasar karena tahan lama di tanah tanpa harus diberikan di tengah-tengah penanaman. Dengan begitu, petani bisa hemat karena cukup sekali memberikan pupuk hingga pascapanen.

“Salah satu produk unggulan dan idola para petani adalah pupuk NPK Pelangi dari PKT. Pupuk itu bisa menjadi jawaban karena mampu memberikan hasil yang maksimal. Sebab, kandungan pada NPK Pelangi cukup lengkap, yakni terdapat nitrogen (N), phospat (P), dan kalium (K),” jelasnya.

Pupuk NPK Pelangi diformulasikan dengan sangat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan petani. Pupuk ini juga terbukti dapat meningkatkan hasil panen.

Baca juga: Digandeng PKT, Panen Sawi Putih Kelompok Petani Cianjur Meningkat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com