Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadi Deflasi 0,21 Persen, Daya Beli Petani Naik di Agustus 2022

Kompas.com - 01/09/2022, 19:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani (NTP) secara nasional pada Agustus 2022 naik 1,97 persen dibandingkan Juli 2022. Indeks NTP mengalami kenaikan menjadi 106,31 dari bulan sebelumnya yang sebesar 104,25.

Kenaikan NTP ini seiring dengan terjadinya deflasi di Agustus 2022 sebesar 0,21 persen secara bulanan (month to month/mtm).

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Adapun semakin tinggi NTP, maka secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Baca juga: Inflasi Naik, Daya Beli Petani Turun pada Juli 2022

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, penurunan NTP itu dikarenakan indeks harga yang diterima petani naik sedangkan indeks harga yang dibayar petani turun.

"Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 1,28 persen sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,68 persen," ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (1/9/2022).

Ia mengatakan, berdasarkan subsektornya, peningkatan NTP Agustus 2022 dipengaruhi oleh hampir seluruh subsektor mengalami kenaikan di periode ini.

Adapun subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan sebesar 5,86 persen karena di periode ini harga yang diterima petani mengalami kenaikan 5,10 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani turun 0,71 persen.

Selanjutnya diikuti dengan kenaikan di subsektor tanaman pangan sebesar 2,74 persen, subsektor perikanan sebesar 0,39 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,07 persen.

Baca juga: Februari 2022, Nilai Tukar Petani Nasional Naik 0,15 Persen

Deta Putri Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen secara tahunan atau year on year (yoy)


Sebaliknya, pada Agustus 2022 terdapat satu subsektor yang mengalami penurunan, yaitu subetor hortikultura sebesar 7,38 persen.

Penurunan subsektor hortikultura ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 7,93 persen, jauh lebih besar penurunannya dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani yang turun 0,59 persen.

"Yang perlu mendapatkan perhatian kepada NTP yang nilainya di bawah 100 yaitu pada subsektor tanaman pangan. Di Agustus ini di level 97,90. Artinya nilai penerimaan rumah tangga di tanaman pangan itu dibanding nilai yang harus dibayarkan masih lebih tinggi nilai yang harus dibayarkan oleh rumah tangga pada pertanian tanaman pangan.

Sejalan dari pengaruh subsektor tersebut, Margo menyebutkan, komoditas yang menjadi penyumbang naiknya indeks harga yang diterima petani yakni kenaikan harga kelapa sawit, gabah, telur ayam ras, dan cengkeh.

Sementara komoditas penyebab turunnya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya harga bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com