Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indosat Terbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 2,5 Triliun, Untuk Bayar Utang dan Frekuensi

Kompas.com - 16/09/2022, 06:45 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Operator telekomunikasi, Indosat Ooredoo Hutchison melakukan penawaran umum berkelanjutan obligasi IV Indosat tahap I tahun 2022 dan sukuk ijarah IV Indosat tahap I tahun 2022 dalam mata uang rupiah.

Adapun nilai dana yang diharapkan dari penawaran obligasi sebesar Rp 1,75 triliun dan nilai dana sukuk ijarah Rp 750 miilar, sehingga totalnya mencapai Rp 2,5 triliun.

Rencananya, dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk ijarah setelah dikurangi biaya penerbitan akan digunakan untuk membayar utang perseroan dan biaya hak penggunaan spektrum frekuensi radio dalam mata uang rupiah.

Baca juga: 5 Saham Paling Cuan Sepekan, Ada Indosat hingga GoTo

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha mengatakan, penerbitan obligasi dan sukuk ijarah merupakan bagian dari rencana jangka panjang perseroan untuk memperbesar dan mendiversifikasi sumber pendanaannya.

"Ini untuk mendukung pengembangan bisnis perseroan. Kami yakin hal ini akan memberikan dampak positif bagi Perseroan di masa mendatang," kata dia dalam gelaran investor gathering, Kamis (16/9/2022).

Baca juga: Indosat dan Tri Resmi Merger, Simak Analisis Saham ISAT

Proses book building akan dilakukan hingga 27 September 2022, di mana pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat diterima pada 17 Oktober 2022, dan obligasi serta sukuk ijarah akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 Oktober 2022.

Secara keseluruhan, nilai dana yang dapat dihimpun dari penawaran umum berkelanjutan IV Indosat adalah Rp 15 triliun, terdiri dari obligasi berkelanjutan IV Indosat sebesar Rp 10,5 triliun dan sukuk ijarah IV Indosat sebesar Rp 4,5 triliun.

Baca juga: Gandeng Lintasarta dan BDx, Indosat Ooredoo Hutchison Bikin Perusahaan Data Center

Kondisi perusahaan masih terjaga

Vikram menjelaskan, saat ini kondisi perusahaan masih terjaga, pascamerger dilakukan dengan Hutchinson Tri Indonesia pada awal tahun ini.

"Merger yang kami lakukan sudah tepat dan bagus untuk industri telekomunikasi," kata dia.

Terjaganya kinerja perusahaan terefleksikan dari laba bersih Indosat Ooredo Hutchinson yang mencapai Rp 3,26 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Selain itu, perseroan juga membukukan kenaikan Pendapatan sebesar 50,3 persen pada periode 6 bulan pertama tahun 2022 menjadi Rp 22,53 triliun dari Rp 14,98 triliun untuk periode yang sama tahun 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com