Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga BBM Jadi Biang Kerok Inflasi Sentuh Level Tertinggi sejak Desember 2014

Kompas.com - 03/10/2022, 14:03 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat inflasi Indonesia pada September 2022 mencapai 1,17 persen secara bulanan (month on month/mom). Ini menjadi yang terginggi sejak Desember 2014.

Lonjakan inflasi pada September kemarin utamanya disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Ini tercermin dari tingginya andil harga BBM terhadap angka inflasi secara bulanan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komoditas bensin memberikan andil inflasi secara bulanan sebesar 0,89 persen. Kemudian, komoditas jenis solar memberikan andli sebesar 0,03 persen.

Baca juga: Inflasi September Tembus 1,17 Persen, Tertinggi Sejak Desember 2014

"Seperti yang kita ketahui bersama pada 3 September lalu pemerintah telah mengambil keputusan melakukan penyesuaian terhadap harga BBM yaitu Pertalite, Solar, dan Pertamax," ujar Kepala BPS, Margo Yuwono, dalam konferensi pers, Senin (3/10/2022).

Kenaikan harga BBM tersebut kemudian ditransmisikan ke komponen tarif berbagai jenis angkutan transportasi. Ini pun tercermin dari andil inflasi berbagai jenis tarif angkutan transportasi.

Tercatat tarif angkutan dalam kota memberikan andil inflasi secara bulanan sebesar 0,09 persen, tarif angkutan antar kota memberikan andil sebesar 0,03 persen, tarif kendaraan roda dua online memberikan andil 0,02 persen, dan tarif kendaraan roda empat online memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Dengan kenaikan harga BBM dan tarif angkutan transportasi, secara keseluruhan komoditas kelompok transportasi memberikan andil inflasi secara bulanan sebesar 1,08 persen. Adapun besaran inflasi secara bulanan sektor transportasi mencapai 8,88 persen, jauh lebih tinggi dibanding 10 kelompok komoditas lainnya.

Baca juga: BI Perkirakan Inflasi Tinggi di Atas 4 Persen akan Berlanjut Sampai 2023


"Pendorong utamanya inflasi terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi. Transportasi terjadi inflasi sebesar 8,88 persen dan memberikan andil kepada inflasi sebesar 1,08 persen," tutur Margo.

Diredam kelompok makanan

Seiring dengan lonjakan inflasi pada sektor transportasi, sektor makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan deflasi sebesar sebesar 0,30 persen. Realisasi ini kemudian mampu sedikit meredam laju inflasi, dengan andil deflasi secara bulanan sebesar 0,08 persen.

Jika dilihat berdasarkan komoditasnya, komoditas bawang merah memberikan andil deflasi paling besar di kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yakni 0,06 persen. Kemudian diikuti oleh cabai merah 0,05 persen, minyak goreng 0,03 persen, tomat 0,02 persen, cabai rawit 0,02 persen, dan ikan segar 0,01 persen.

"Beberapa produk holtikultura di beberapa sentra produksi mengalami panen raya sehingga supalainya cukup, sehingga terjadi deflasi," ucap Margo.

Baca juga: Kunci Mengendalikan Inflasi, BI: Inflasi Pangan Harus Dijaga di 5 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com