Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangkit Batu Bara Beroperasi Lagi di Eropa, Harga Batu Bara Naik

Kompas.com - 03/10/2022, 19:39 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengoperasian kembali pembangkit batu bara di sebagian negara Eropa turut mengerek permintaan batu bara global. Akibatnya, Harga Batubara Acuan (HBA) pada bulan Oktober 2022 mengalami kenaikan sebesar 11,75 dollar AS per ton menjadi 330,97 dollar AS per ton dari bulan September, yaitu 319,22 dollar AS per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, kenaikan HBA Oktober ini dipengaruhi oleh naiknya rata-rata indeks bulanan penyusunan HBA, yaitu ICI naik 3,63 persen, Platts naik 4,41 persen, GNCC naik 3,98 persen, dan NEX naik 3,08 persen.

"Selain naiknya rata-rata indeks, negara - negara Eropa seperti Jerman, Belanda dan Belgia telah menghidupkan kembali pembangkit batu bara sebagai dampak dari pemangkasan gas oleh Rusia", kata Agung Pribadi, dalam siaran pers Senin (3/10/2022).

Baca juga: Pasokan Gas Rusia Masih Terbatas, Adaro Optimis Permintaan Batu Bara di Sisa Tahun 2022 Tetap Tinggi

Faktor lain yang memengaruhi kenaikan HBA adalah adanya kendala pasokan gas alam di Eropa. Agung mengatakan, adanya kebocoran jaringan gas yang terjadi di Laut Baltik menjadikan harga gas melonjak.

Pergerakan HBA Oktober ini merupakan yang tertingi sejak awal tahun 2022 dimana nilai tertinggi sebelumnya terjadi pada bulan Juni, HBA terkerek hingga menyentuh angka 323,91 dollar AS per ton. Faktor kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia-Ukraina serta krisis listrik di India akibat gelombang hawa panas masih menjadi faktor pengerek utama.

“Setelahnya, HBA cenderung fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan. HBA Agustus ada di angka 321,59 dollar AS per ton dan September lalu sebesar 319,22 dollar AS per ton,” ungkap dia.

Baca juga: Elon Musk Dorong Eropa Aktifkan Pembangkit Nuklir agar Mandiri Energi, Sebut Risikonya Tidak Parah

 


HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal per kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.

Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com