Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpapar Sentimen Global, Kurs Rupiah Melemah Jadi Rp 15.318 Per Dollar AS

Kompas.com - 10/10/2022, 18:03 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup melemah pada sesi perdagangan Senin (10/10/2022). Mengawali pekan kedua Oktober, nilai tukar mata uang Garuda kembali ke level Rp 15.300 per dollar AS.

Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.318 per dollar AS, terderpresiasi 0,44 persen. Dengan posisi tersebut, sejak awal tahun (year to date/ytd) rupiah telah terdepresiasi 7,40 persen.

Mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, nilai tukar rupiah juga terkoreksi. Pada sesi perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.299 per dollar AS, lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya sebesar Rp 15.246 per dollar AS.

Baca juga: Transformasi Energi Bisa Dorong Indonesia Jadi High Income Country pada 2045?

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dollar AS pada hari ini kembali menguat. Ini merupakan efek dari data laporan pekerjaan AS yang kuat, sehingga memberi ruang kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve, lebih besar.

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan nonfarm payrolls naik lebih tinggi dari yang diharapkan pada September kemarin. Pada saat bersamaan, jumlah pengangguran di Negeri Paman Sam kian menyusut.

"Laporan pekerjaan AS yang kuat memberi Federal Reserve beberapa alasan untuk melunakkan retorika hawkishnya," ujar dia dalam risetnya, Senin.

Dengan adanya sentimen-sentimen tersebut, sejumlah mata uang Asia lain turut terdepresiasi terhadap dollar AS, mulai dari yen Jepang (0,15 persen), dollar Singapura (0,34 persen), dollar Taiwan (0,45 persen), won Korea Selatan (0,99 persen), peso Filipina (0,12 persen), yuan China (0,43 persen), hingga baht Thailand (0,82 persen).

Baca juga: Buruh Tolak PHK Besar-besaran Meski Resesi Global

Dari dalam negeri sendiri, sentimen negatif terhadap rupiah datang dari data cadangan devisa Indonesia. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa pada September 2022 turun 1,4 miliar dollar AS menjadi 130,8 miliar dollar AS.

Adapun pasar saat ini masih menunggu data inflasi AS periode September kemarin. Data tersebut akan menjadi arah penentu kebijakan moneter The Fed pada pertemuan November mendatang.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah," ucap Ibrahim.

Baca juga: Program Kartu Prakerja Dilanjutkan di Tahun 2023 dengan Skema Normal, Apa Bedanya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com