Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI Ungkap Arah Kebijakan Suku Bunga Acuan, Apakah Bakal Naik?

Kompas.com - 19/10/2022, 20:43 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo megungkaplan strategi bank sentral dalam menetapkan suku bunga acuan di tengah tantangan global dan inflasi yang tinggi.

Perry menyebut kebijakan moneter yang diambil BI salah satunya seperti suku bunga acuan diarahkan untuk stabilitas ekonomi.

Oleh karenanya, dia memastikan BI tidak akan menyesuaikan suku bunga acuan seagresif bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. Sebab, saat ini BI menilai tingkat inflasi nasional masih terjaga.

"Dengan koordinasi fiskal dan moneter, harga-harga inflasi kita memang naik tapi lebih rendah dari negara lain. Oleh karena itu, respons suku bunga kami juga tidak seagresif Fed Fund Rate (suku bunga acuan) di Amerika maupun negara lain," ujarnya saat acara Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10/2022).

Baca juga: Tahan Modal Asing Keluar dan Jaga Nilai Tukar Rupiah, BI Perlu Naikkan Suku Bunga Jadi 4,75 Persen

Seperti diketahui, pada Agustus dan September lalu BI telah menaikkan suku bunga acuan dengan total 75 basis poin (bps) atau 0,75 persen menjadi 4,25 persen.

Keputusan tersebut, kata Perry, diambil karena BI ingin memastikan tingkat inflasi nasional kembali ke sasaran inflasi tidak lebih dari 4 persen di Kuartal III 2023.

Artinya, BI tidak menutup kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga acuan di masa mendatang guna mencapai target sasaran inflasi tersebut. Meskipun kenaikan suku bunga ini tidak seagresif The Fed.

Baca juga: BI Diperkirakan Bakal Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan, Ini Sebabnya


Namun yang jelas, untuk mencapai sasaran inflasi tersebut, BI tidak hanya melakukan upaya dari sisi suku bunga acuan, BI juga tetap bekerja sama dengan pemerintah agar tingkat inflasi dapat ditekan sesuai sasaran.

"Kami meyakini bersama pemerintah kami bisa mencapai itu sehingga inflasi di Kuartal III 2023 akan berkisar sekitar 3,5-3,6 persen di Kuartal IV 2023 akan kembali sekitar 3 persen sehingga mendorong daya beli masyarakat," ucapnya.

Sebagai informasi, BI pada 19-20 Oktober 2022 sedang melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI untuk memutuskan kebijakan suku bunga acuan.

Beberapa ekonom memprediksi BI akan menaikkan suku bunga acuan di bulan ini untuk menahan agar arus modal asing tidak keluar dari Indonesia supaya nilai tukar rupiah dapat kembali stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com