Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Umumkan Suku Bunga Acuan Siang Ini, Begini Prediksi Ekonom

Kompas.com - 20/10/2022, 09:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) hari ini akan mengumumkan keputusan kebijakan suku bunga acuan dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang diselenggarakan pada 19-20 Oktober 2022.

Berbagai pihak memprediksi bank sentral Indoneisa ini akan kembali menaikkan suku bunga acuannya di bulan ini.

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah memprediksi BI akan menaikkan suku bunga acuan dengan mempertimbangkan dua hal.

Baca juga: Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, Mampukah IHSG Lanjutkan Penguatan?

Pertama, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga hingga akhir tahun nanti. Hal ini akan membuat selisih suku bunga acuan The Fed dan BI semakin menipis.

Selama 2022, The Fed telah lima kali menaikkan suku bunga acuannya dengan total 300 basis poin (bps) menjadi 3-3,25 persen. Sedangkan BI baru naik 75 bps menjadi 4,25 persen. Dengan demikian, selisih suku bunga acuan BI dengan The Fed kini hanya 100 bps.

Kedua, selisih suku bunga acuan BI dengan The Fed Fund semakin tipis membuat aliran modal asing banyak keluar di Indonesia sehingga membuat nilai tukar rupiah melemah.

Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi RI Dianggap Cerah dalam Kondisi Dunia yang Makin Memburuk...


"Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut saya meyakini BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini setidaknya 25 bps," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/10/2022).

Kenaikan suku bunga acuan BI tidak hanya untuk menjaga aliran modal asing tetap di Indonesia, tetapi juga berfungsi untuk menekan inflasi nasional yang saat ini mengalami kenaikan sejak harga BBM subsidi dinaikkan.

"Kenaikan suku bunga itu selain untuk menjaga aliran modal asing dan memperkuat rupiah juga untuk menjaga inflasi," kata Piter.

Baca juga: Buah Manis Uji Coba Komersial Motor Listrik

Jaga stabilitas rupiah

Sementara itu, Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, BI memiliki urgensi untuk menaikkan suku bunga acuan di bulan ini lantaran nilai tukar rupiah saat ini masih melemah terhadap dollar AS.

Menurut Ariston, perlemahan rupiah masih berpeluang terjadi ke depannya karena faktor-faktor penekan rupiah seperti kenaikan suku bunga acuan AS yang masih agresif dan potensi resesi yang memicu pasar mengalihkan asetnya ke aset yang lebih aman masih belum hilang.

"Jadi dalam jangka pendek, dari sisi moneter, BI perlu menaikan suku bunga acuannya, sambil berusaha mengendalikan inflasi dalam negeri agar turun ke area target," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (19/10/2022).

Baca juga: ICAO Puji Indonesia Saat di Negara Lain Banyak Maskapai Tutup

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Oktober 2022.

Ekonom dari LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, sebab BI perlu menaikkan suku bunga acuannya agar dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang masih berpotensi untuk melemah.

Pasalnya, meskipun BI telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali, derasnya arus modal keluar menyebabkan pelemahan Rupiah menjadi Rp 15.485 pada pertengahan Oktober 2022.

Baca juga: Imbal Hasil Obligasi AS Sentuh Level Tertinggi, Reli Wall Street Berakhir

Untuk itu, sebagai langkah preventif mengantisipasi potensi aliran modal keluar tambahan akibat kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed bulan depan, BI perlu menaikkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen pada bulan ini.

"BI perlu tetap berada selangkah lebih depan dengan menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 50 bps untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah potensi aliran modal keluar tambahan dari kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10/2022).

Sikap selangkah lebih depan ini, kata dia, diharapkan dapat meredam dampak ketidakpastian eksternal pada pasar keuangan dan valuta asing domestik.

Pada saat yang sama, pemerintah Indonesia dapat melakukan langkah-langkah untuk menjaga momentum pemulihan permintaan dan optimisme sektor riil terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: Ikan Kerapu Bebek Bakal Jadi Komoditas Unggulan Ekspor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com