Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Tukar Rupiah Menguat Hampir 200 Poin, Kini Dollar AS Setara Rp 15.495

Kompas.com - 11/11/2022, 16:30 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup menguat signifikan pada sesi perdagangan Jumat (11/11/2022) hari ini. Bahkan, mata uang Garuda kini kembali diperdagangkan di bawah Rp 15.500 per dollar AS.

Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.495 per dollar AS, menguat 198,5 poin atau 1,26 persen. Nilai tukar rupiah bahkan sempat menyentuh level Rp 15.396 per dollar AS pada sesi perdagangan siang hari.

Mengacu kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah juga menguat. Pada sesi perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.493 per dollar AS, jauh lebih rendah dari perdagangan sebelumnya sebesar Rp 15.701 per dollar AS.

Baca juga: IHSG Ditutup Melonjak 1,76 Persen, Saham Jago, GoTo, hingga Bukalapak Terbang

Apresiasi rupiah selaras dengan merosotnya indeks dollar AS selama satu hari terakhir. Mengacu kepada data Investing, pada perdagangan Kamis (10/11/2022) kemarin, greenback berada di kisaran 110, namun sampai dengan sore ini berada di kisaran 107.

Penurunan indeks mata uang Negeri Paman Sam itu tidak terlepas dari rilis data inflasi AS periode Oktober yang menunjukan adanya perlambatan. Tercatat indeks harga konsumen AS pada Oktober lalu meningkat sebesar 7,7 persen secara tahunan, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 8,2 persen.

"Itu laju inflasi paling lambat dalam sembilan bulan. Itu menunjukan bahwa serangkaian kenaikan suku bunga yang tajam oleh The Fed tahun ini mulai memiliki efek," ujar Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi.

Baca juga: Inflasi AS Mereda, Nilai Tukar Rupiah Perkasa ke Rp 15.511 Per Dollar AS

Perlambatan laju inflasi kemudian memicu ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga acuan The Fed yang lebih rendah pada pertemuan mendatang. Pasar mulai berekspektasi, pada pertemuan Desember mendatang The Fed hanya akan mengkerek suku bunga acuan sebesar 50 basis point atau 0,5 persen.

"Data dari operator bursa CME menunjukan bahwa ekspektasi pasar untuk kenaikan 50 basis poin oleh The Fed pada bulan Desember melonjak ke lebih dari 80 persen, dari pembacaan sebelumnya sebesar 56,8 persen," tutur Ibrahim.

Pergeseran itu terjadi di tengah meningkatnya jumlah anggota The Fed yang menyatakan dukungan untuk kenaikan suku bunga yang lebih kecil dalam beberapa bulan mendatang untuk menghindari kerusakan ekonomi. Bank sentral juga telah mempertimbangkan langkah serupa selama pertemuan awal bulan ini.

"Tetapi mengingat inflasi masih jauh diatas target 2 persen The Fed, bank sentral tidak mungkin menghentikan siklus kenaikannya dalam waktu dekat," ucap Ibrahim.

Baca juga: GoTo Bakal Pangkas 1.000 Karyawan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com