KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Experd Consultant
Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Character Building Assessment & Training EXPERD

EXPERD (EXecutive PERformance Development) merupakan konsultan pengembangan sumber daya manusia (SDM) terkemuka di Indonesia. EXPERD diperkuat oleh para konsultan dan staf yang sangat berpengalaman dan memiliki komitmen penuh untuk berkontribusi pada perkembangan bisnis melalui layanan sumber daya manusia.

Pahami Karyawan Anda

Kompas.com - 12/11/2022, 11:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BANYAK pemimpin mendapatkan posisinya karena memiliki kemampuan teknis dan prestasi dalam mencapai target. Namun, menjadi pemimpin sebenarnya bukan sekadar capaian target individual. Seorang pemimpin juga harus mampu menggerakkan orang lain agar dapat mencapai target kelompoknya.

Tidak sedikit pemimpin belum memiliki keterampilan untuk memengaruhi dan memotivasi bawahan. Bahkan, banyak dari mereka masih memandang bawahan secara “taken for granted”.

Istilah itu mengartikan bahwa bawahan adalah pekerja yang sudah seharusnya berproduksi. Jadi, ketika bawahan tidak mampu berproduksi secara tidak optimal, hal-hal mengenai mutu, motivasi, disiplin, komitmen, dan lainnya dijadikan kambing hitam.

Sudah saatnya pola pikir demikian diubah. Sebab, pada hakikatnya, pekerja adalah individu dengan segala kebutuhan manusiawinya.

Otak individu yang bahagia akan mengeluarkan hormon dopamin yang dapat membuat mereka menjadi lebih bersemangat. Mereka senang ketika dikenal secara personal, apalagi oleh atasan yang merupakan significant other baginya.

Baca juga: Mengambil Keputusan Bermutu

Mereka ingin dikenal sebagai individu yang memiliki hati dan passion terhadap pekerjaannya, bukan sebagai orang upahan semata.

Jadi, memperhatikan karyawan beserta kehidupan pribadinya merupakan kekuatan yang sangat besar untuk memotivasi agar mereka mau memberikan hatinya dalam bekerja.

Cara tersebut dipraktikkan oleh Chief Executive Officer (CEO) Best Buy Hubert Joly. Ia meminta kepada para kepala toko untuk lebih banyak mendengarkan karyawan dan mencari tahu purpose mereka dalam hidup. Purpose individual ini nantinya akan dihubungkan dengan sasaran perusahaan.

Metode tersebut menjadikan karyawan semakin bersemangat. Sebab, mereka menyadari bahwa kesuksesan perusahaan merupakan kesuksesan mereka juga dalam mencapai tujuan pribadi.

Individu adalah makhluk sosial yang senang berkolaborasi dengan orang lain. Untuk itu, pemimpin perlu membangun kultur yang memang bisa menaungi nilai-nilai hidup yang dimiliki para bawahan. Tanpa mendalami hal yang dianggap penting oleh para bawahan, sulit untuk membangun kultur yang tepat.

Baca juga: Sambung Rasa

Eileen Rachman.Dok. EXPERD Eileen Rachman.

Aktifkan pendekatan reflektif

Meskipun para pemimpin sudah menyadari bahwa bawahan akan lebih engage bila dikenali dan diakui, banyak sekali tantangan untuk melakukannya. Utamanya, pada zaman hibrida ketika tatap muka semakin jarang.

Oleh karena itu, para pemimpin perlu mengaplikasikan pendekatan reflektif. Pendekatan reflektif sendiri adalah teknik mengajukan pertanyaan kepada rekan-rekan kerja. Hal ini dapat mendorong karyawan untuk mendeskripsikan apa yang membuat mereka bangga dan mengapa itu penting bagi mereka.

Sebagai pemimpin, kita sering memuji dan menyatakan apresiasi kepada seseorang. Namun, belum tentu hal ini menjadi sesuatu yang dianggap penting dan membanggakan bagi orang lain.

Baca juga: Krisis Pertemanan dalam Bekerja

Contohnya, seorang atasan memuji anak buahnya karena merasa kemampuannya dalam berkomunikasi dan melakukan presentasi sangat mumpuni. Sementara itu, si bawahan ingin dikenali atas kreativitas dan kepemimpinannya dalam membawa tim untuk berubah.

Dengan memahami keinginan bawahan, kita dapat memfokuskan perhatian pada apa yang mereka anggap penting dan semakin mendorong mereka untuk mencapai tujuannya dengan apresiasi atas prestasi-prestasi sekecil apa pun itu.

Membiasakan pendekatan reflektif

Pendekatan reflektif menyediakan pemimpin sebuah jendela untuk melihat apa yang penting bagi seorang bawahan. Karyawan mendapat kesempatan untuk menggambarkan dirinya secara lebih terbuka. Pemimpin juga bisa segera meluruskan persepsi bawahan bila ada kesalahpahaman.

Bila hal tersebut sudah menjadi kebiasaan, refleksi mengenai small win dengan semangat perbaikan akan lebih mudah untuk didiskusikan.

Baca juga: Seni Bertanya

Ada beberapa kebiasaan untuk memperkuat dialog-dialog menjadi lebih bermakna. Pertama, undang bawahan untuk sharing. Tunjukkan bahwa Anda ingin mengetahui hal-hal yang mereka nikmati dalam tugasnya, apa yang mereka banggakan, serta kesulitan-kesulitannya.

Cara itu tidak perlu berupa rapat formal. Anda bisa melakukannya secara santai saat makan siang bersama, minum kopi, atau dalam perjalanan bersama.

Tentu bawahan tidak langsung dapat bercerita dengan lancar dan detail. Di sinilah, pemimpin bertugas untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan elaboratif yang mendorong bawahan semakin baik dalam memahami apa yang benar-benar penting bagi mereka.

Kedua, lakukan “penyelidikan” secara positif. Petra Kolber dalam buku The Perfectionism Detox menyatakan bahwa manusia sering mengurangi keberhasilannya dan melebihkan kekurangannya.

Baca juga: Berhenti Tenang

Sebagai pemimpin, kita perlu menggali rasa berhasil bawahan dengan mendiskusikan prestasi-prestasi kecilnya. Pemimpin juga bisa menanyakan bawahan terkait proses mereka mencapai keberhasilan dan pembelajaran yang didapat.

Dalam proses bercerita itu, tanpa disadari, mereka juga merefleksikan upaya dan jerih payah yang dilakukan hingga mencapai keberhasilan. Rasa bangga akan timbul dengan sendirinya ketika mereka menyadari jalan panjang yang dilalui.

Ketiga, refleksikan ulang. Dialog yang menyenangkan perlu ditutup dengan sedikit refleksi dengan berterima kasih atas hal-hal baru yang dipelajari bersama serta apresiasi terhadap kelebihan dan keberhasilan yang diraih.

Hasil pembicaraan dari hati ke hati seperti itu akan menjadi semakin kuat bila kita terus membawanya dalam pembicaraan pada kemudian hari. Anak buah akan merasa pemimpin memiliki kepedulian terhadap perkembangan dirinya dan ia semakin termotivasi.

Baca juga: Mengutamakan Manusia

Individu tidak otomatis percaya kepada mereka yang menjadi pemimpinnya. Rasa percaya ini perlu dipupuk sedikit demi sedikit melalui bukti nyata yang ditunjukkan oleh pemimpin dalam kesehariannya. Sekali komitmen seorang pemimpin terbukti, bawahan akan semakin percaya dan ikatan atasan-bawahan akan semakin kuat.

Meyakini bahwa yang kita pimpin adalah manusia dengan segala kebutuhan manusiawinya, kita pun akan menjadi pemimpin yang lebih manusiawi dan dapat membangun hubungan satu sama lain yang lebih mendalam.

Saya telah belajar bahwa orang akan melupakan apa yang Anda katakan. Namun, orang tidak akan pernah melupakan bagaimana Anda membuat mereka merasa dimanusiakan.” – Maya Angelou.


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com