Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Investasi sangat penting dilakukan bagi setiap orang untuk mempersiapkan kebutuhan, baik itu yang sudah direncanakan maupun kebutuhan yang tidak terencana.
Banyak sekali jenis investasi di zaman sekarang. Seperti investasi emas, deposito, obligasi, reksa dana, hingga saham. Namun, sebagian orang menganggap bahwa investasi saham masih riskan untuk dilakukan. Mereka masih memilih untuk investasi emas, hingga properti.
Padahal, investasi saham juga perlu strategi agar tidak rugi. Nyatanya saat ini sudah ada banyak orang yang tertarik untuk berinvestasi saham, baik itu masih mempelajari dari berbagai sumber hingga terjun langsung.
Djumyati Partawidjaja atau Mbak Djum memberikan tipsnya dalam siniar CUAN episode “Baby Step Jadi Investor Saham” yang dapat diakses melalui dik.si/CUANStepInvest.
Selain fokus untuk berinvestasi, seorang investor juga harus mengetahui beberapa hal seperti informasi lain yang berhubungan dengan perkembangan pasar modal. Sebab investasi saham bukan jalan pintas untuk menjadi kaya.
Calon investor tetap harus bisa memahami dan belajar agar tetap mendapatkan keuntungan melalui investasi tersebut.
Baca juga: 7 Tips Cara Mempertahankan Brand Usaha
Mbak Djum berpendapat, “Menjadi investor saham itu nggak gampang. Terus terang nggak gampang sama sekali.” Untuk jadi investor saham, para investor tidak bisa datang ke kantor bursa efek.
Mbak Djum juga menjelaskan, investor saat ini lebih dipermudah daripada investor pada beberapa tahun lalu. Karena semua pengajuan untuk menjadi investor saham di perusahaan sekuritas bisa dilakukan di rumah.
Tetapi, calon investor tetap harus memperhatikan dengan baik beberapa hal sebelum terjun untuk investasi saham.
Merangkum dari Investopedia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh calon investor saham sebelum memulai.
Berapa besar toleransi kamu terhadap risiko (kemungkinan kamu kehilangan uang saat berinvestasi)? Sebelum memulai berinvestasi, kamu harus menentukan hal ini terlebih dahulu.
Saham dikategorikan dalam berbagai cara, seperti saham kapitalisasi besar, saham berkapitalisasi kecil, saham pertumbuhan agresif, dan saham nilai. Semuanya memiliki tingkat risiko yang berbeda.
Setelah kamu bisa menentukan toleransi risiko, kamu dapat menetapkan pandangan investasi pada saham.
Jika kamu baru memulai, mungkin tujuan berinvestasi untuk meningkatkan jumlah uang di akun tabungan. Tetapi jika kamu lebih tua, kamu mungkin ingin menghasilkan pendapatan serta menumbuhkan dan melindungi kekayaan.