Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pergerakan Saham Garuda Indonesia Setelah Satu Tahun Lebih "Digembok"

Kompas.com - 03/01/2023, 18:20 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suspensi perdagangan saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akhirnya dibuka setelah penantian lama. Saham maskapai pelat merah itu akhirnya kembali diperdagangkan pada Selasa (3/1/2023) hari ini.

Melansir data RTI, saham Garuda Indonesia langsung "terbang" pada awal perdagangan. Setelah dibuka stagnan pada level Rp 204, saham Garuda Indonesia naik Rp 20 ke level Rp 224.

Namun, penguatan tersebut mulai tergerus memasuki pukul 10.15 WIB. Adapun pada sesi pertama perdagangan, GIAA menguat 4,90 persen ke Rp 214.

Baca juga: BEI Resmi Cabut Suspensi Saham Garuda Indonesia

Pada awal sesi II perdagangan, GIAA bergerak fluktuatif cenderung menguat. Akan tetapi, pola pergerakan itu tidak berselang lama, hingga akhirnya penguatan GIAA terus tergerus.

Saham maskapai BUMN itu memasuki zona negatif jelang penutupan perdagangan. GIAA mengakhiri perdagangan perdananya sejak disuspensi selama satu tahun lebih dengan pelemahan 0,98 persen ke posisi Rp 202 per saham.

Baca juga: Erick Thohir: Restrukturisasi Garuda Indonesia Terbesar dalam Sejarah Korporasi Indonesia

Asal tahu saja, saham Garuda Indonesia "digembok" oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 18 Juni 2021. Ini disebabkan oleh kegagalan Garuda Indonesia membayarkan kupon sukuk global.

GIAA kemudian melalui proses panjang untuk menyelesaikan persyaratan pembukaan suspensi. Gembok saham akhirnya dibuka setelah Garuda Indonesia menerbitkan suku baru pada 28 dan 29 Desember lalu.

Baca juga: Garuda Indonesia Rampungkan Proses Restrukturisasi Utang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com