Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku UMKM Akui Masih Kesulitan Pasarkan Produk di Era Digital

Kompas.com - 18/03/2023, 19:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pelaku UMKM masih kesulitan untuk memasarkan produk di era digital. Penyebabnya bukan hanya karena tidak mengerti teknologi, tapi pemasaran yang konvensional masih jadi patokan dalam berwirausaha.

Salah satunya, pemilik toko di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Varel mengaku sempat kesulitan untuk memfoto produk miliknya untuk dipasarkan secara digital. Pasalnya, penggunaan foto lama dengan tampilan ala kadar yang dia miliki tidak cukup menarik mata para pelanggan.

Pemilik Toko Krisna Wahyu, Bertha, juga mengalami kesulitan serupa. Demikian juga dengan Pemilik Qasidah Brand, Zizi, yang sudah lama masuk ke toko online namun tidak dapat mendongkrak usahanya sendiri.

Baca juga: Larangan Jual Pakaian Bekas Impor, Sandiaga: Tidak Ganggu UMKM Go Digital

Kemudian para pelaku UMKM ini melakukan diskusi bersama Jakarta Foto Produk Jakarta (JFPJ) untuk berbagi cara pemasaran produk secara digital.

"Kita sudah rebranding jadi Demosta di Shopee dan Tokopedia karena di awal kita tidak ada foto katalog khusus atau foto khusus in house, sangat terbantu lah. Kita meskipun rebranding pake foto katalog yang lama juga masih bagus," ujar Varel dalam keterangannya, Sabtu (18/3/2023).

Sementara Bertha menyebut, beberapa foto produknya kini sudah menjadi katalog yang bagus untuk pemasaran secara online.

"Setelah ada foto sih, produknya jadi bisa lebih menarik, karena baju itu harus dipakai dulu baru keliatan bagus. Terus jualan juga lebih gampang," ucap Bertha.

Baca juga: Pemasaran Asuransi lewat E-commerce Dinilai Bakal Menjanjikan

 


Terkait hal ini, Henry Siagian dari JFPJ mengungkapkan, langkah pemasaran yang diberikan kepada para UMKM itu sudah sepatutnya berjalan demikian.

Dia tidak ingin ketika pelaku UMKM diminta untuk bersaing dalam dunia digital menjadi tuntutan yang memberatkan. Apalagi dengan tidak adanya solusi yang mudah dilakukan bagi mereka.

"Buat UMKM sadar bahwa memang harus pindah ke digital itu kebutuhannya. Tapi yang di toko tetap harus jalan," kata Henry.

Menurutnya, pengelolaan pemasaran di ranah online tidak bisa dianggap remeh. Foto produk yang bagus tidak selalu bisa membuat produk tersebut menarik perhatian warganet.

"Yang jadi tantanganya para pedagang UMKM, mereka tidak tahu harus mempresentasikan produknya seperti apa ke orang. Padahal jual offline dan online itu beda," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com