Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Indomie: Laris Manis di Indonesia, Dicap Berbahaya di Taiwan

Kompas.com - 27/04/2023, 12:52 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Otoritas kesehatan Taiwan mengumumkan salah satu produk mi instan dari Indonesia yang dijual di sana ditemukan mengandung zat pemicu kanker atau zat karsinogenik.

Menurut mereka, merek mi instan yang mengandung zat berbahaya di atas ambang batas aman bermerek "Indomie Rasa Ayam Spesial". Senyawa kimia ini terkait dengan penyebab penyakit kronis seperti limfoma dan leukemia.

Belakangan, Malaysia juga mengambil langkah serupa dengan menarik massal peredaran "Indomie Rasa Ayam Spesial" yang diimpor dari Indonesia.

Kasus ditolaknya produk merek mi instan asal Indonesia di luar negeri sebenarnya bukan yang pertama kali terjadi. Produk andalan Wings Group, Mie Sedaap, juga pernah mengalami kejadian serupa di Taiwan dan juga Hong Kong.

Baca juga: Dulu Mie Sedaap, Kini Giliran Indomie yang Ditolak BPOM Taiwan

Laris manis di Indonesia

Indomie besutan Indofood adalah penguasanya pasar mi instan di Indonesia. Produk ini laris manis di dalam negeri, jauh mengungguli para pesaingnya.

Tak hanya Indomie, Indofood juga menguasai pasar mi instan di Tanah Air lewat merek lainnya yang kerap dianggap sebagai strategi pengecoh (decoy) pasar antara lain Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, hingga Nutrimi.

Sebagai informasi saja, Indofood merupakan konglomerasi bisnis bidang makanan yang dimiliki Grup Salim. Dikutip dari Harian Kompas, pada tahun 2022 saja, laba bersih emiten konsumer PT Indofood Sukses Makmur Tbk mencapai Rp 6,35 triliun.

Angka laba bersih ini sebenarnya melorot dibandingkan tahun 2021 yang mencapai Rp 7,66 triliun.

Baca juga: 7 Produsen Mi Instan yang Paling Merajai Dunia, Indomie Termasuk?

Adapun penjualan tetap Indofood naik 11,56 persen dari Rp 99,34 triliun menjadi Rp 110,83 triliun. Penjualan produk konsumen membukukan kenaikan terbesar, yakni mencapai Rp 65,25 triliun.

Dalam memproduksi varian mi instan, Indofood juga memercayakan pada anak usahanya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Sebagai gambaran laris manisnya penjualan mi instan dari Grup Salim, bisa dilihat dari Annual Report 2021 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Di mana menurut perseroan, divisi mi instan menyumbang 70 persen dari total penjualan sebesar Rp 56,8 triliun pada 2021.

Sebagai perbandingan, divisi produk susu hanya berkontribusi sebesar 16 persen, divisi makanan ringan hanya menyumbang 6 persen, divisi penyedap rasa 4 persen, divisi nutrisi dan makanan khusus 2 persen, dan minuman 2 persen.

Masih menurut Laporan Tahunan 2021 ICBP, perusahaan mengoperasikan 31 pabrik mi instan di Indonesia, Malaysia, Afrika, Timur Tengah dan Eropa Tenggara, dengan total kapasitas produksi sekitar 34 miliar bungkus mi instan setiap tahunnya.

Baca juga: Ketatnya Aturan Pangan Bikin Taiwan Beberapa Kali Tolak Mi Instan Indonesia

Di mana dari beberapa produk mi instan, merek Indomie adalah merek paling diunggulkan.

BPOM harus investigasi

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta Badan POM (BPOM) harus segera melakukan audit dan investigasi atas penemuan dua produk mi instan dari Indonesia dan Malaysia yang dijual di Taipei, Taiwan, mengandung zat pemicu kanker atau zat karsinogenik oleh Departemen Kesehatan Taipei.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com