Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya BPA dalam Kemasan Plastik Bisa Picu Kanker

Kompas.com - 28/04/2023, 13:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Paparan senyawa kimia berbahaya dari kemasan plastik polikarbonat yang mengandung Bisphenol A (BPA) berisiko memicu kanker. Hal ini tertuang dalam penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Environmental Research, dari Zhejiang University, China.

Dalam riset tersebut, paparan BPA berkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara pada wanita. Sementara itu, paparan BPA dalam jangka panjang dan akumulatif mungkin menjadi periode yang lebih kritis untuk perkembangan kanker payudara.

“Secara keseluruhan, meta-analisis kami menunjukkan bahwa paparan BPA secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara pada perempuan. Ini lebih signifikan pada perempuan pasca-menopause," ungkap paparan tim Zhejiang di jurnal tersebut.

Baca juga: Riset: Paparan BPA pada Plastik Bisa Sebabkan Autis

Guru besar Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Andri Cahyo Kumoro menjelaskan, kontaminasi senyawa BPA itu bisa terjadi apabila ada pemanasan dan gesekan. Dia bilang, terjadinya migrasi BPA dari kemasan ke dalam air paling banyak terjadi di kota besar.

“Contohnya galon bekas pakai yang frekuensi peredarannya di kota-kota besar jauh lebih tinggi dibanding daerah di luar perkotaan. Di kota besar siklusnya lebih cepat,” kata Andri.

“Di depo-depo isi ulang, saya melihat di beberapa daerah, pembersihan galon polikarbonat dilakukan secara tradisional. Yang penting cepat, harusnya menggunakan sikat yang lembut sehingga kemungkinan kecil terjadinya pelecutan (migrasi) BPA,” lanjut dia.

Baca juga: Produsen AMDK Lokal Dorong Penjualan Galon Kemasan Bebas BPA

Menurutnya, dalam kategori plastik, plastik polikarbonat yang mengandung BPA dikenali dengan nomor kode plastik “7” yang secara umum dikategorikan berisiko. Sayangnya terdapat banyak masyarakat tidak paham kode-kode dalam kemasan plastik.

Untuk itu, ia mengimbau agar kemasan-kemasan yang mengandung BPA, dapat lebih mudah dipahami masyarakat melalui pelabelan. Hal ini penting untuk mencegak paparan BPA kepada bayi, balita dan janin pada ibu hamil.

Penelitian sejenis yang dipublikasikan di jurnal American Association for Cancer Research (AACR), menunjukkan paparan BPA dapat memicu sel kanker payudara. Data Globocan pada 2020, memaparkan jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.

Baca juga: Pengusaha: Pelabelan Galon Mengandung BPA Bikin Industri Jadi Sehat


Elvida Sariwati, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes mengatakan, jumlah kematian akibat kanker payudara mencapai lebih dari 22.000 jiwa kasus, dan menjadi salah satu penyumbang kematian tertinggi akibat kanker.

''70 persen dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,'' kata Elvida.

Ada banyak sebab pemicu kanker payudara. Sebagian besar kasus kanker payudara di Indonesia dikaitkan dengan faktor risiko seperti faktor lingkungan, gaya hidup yang tidak sehat, dan faktor genetik. Beberapa faktor risiko lingkungan meliputi polusi udara, radiasi, dan paparan zat kimia seperti pestisida dan bahan kimia industri.

Menurut data terbaru dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020, diperkirakan ada sekitar 2,3 juta kasus baru kanker payudara di seluruh dunia. Angka tersebut menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling umum diderita oleh wanita di seluruh dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com