Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga The Fed Capai Level Tertinggi dalam 16 Tahun, BI Perlu Naikkan Suku Bunga?

Kompas.com - 05/05/2023, 07:30 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), kembali mengerek suku bunga acuannya sebesar 0,25 persen menjadi 5 sampai 5,25 persen. Tingkat suku bunga acuan ini menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 16 tahun terakhir.

Pengetatan moneter masih dilakukan The Fed guna menyelesaikan tekanan inflasi di Negeri Paman Sam. Meskipun kian menyusut, tingkat inflasi AS masih jauh di atas target The Fed, yakni 2 persen.

Meskipun The Fed masih meningkatkan suku bunga acuannya, Bank Indonesia (BI) dinilai tidak perlu melakukan langkah serupa. Sejumlah ekonom sepakat, tingkat suku bunga acuan BI saat ini sudah memadai.

Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi 16 Tahun, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Chief Economist Bank Permata Josua Pardede menilai, dampak dari kenaikan suku bunga The Fed terhadap pasar keuangan negara berkembang, seperti Indonesia, sudah tidak terlalu signifikan. Hal ini tercermin dari pergerakan dollar AS yang cenderung melemah terhadap rupiah pada perdagangan Kamis (4/5/2023) kemarin.

"Sekalipun Fed menaikkan suku bunga pada FOMC bulan Mei ini, namun dollar AS cenderung melemah," kata dia, kepada Kompas.com, Kamis.

Pada perdagangan Kamis kemarin, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat tipis 0,05 persen ke Rp 14.685 per dollar AS. Nilai tukar rupiah sebenarnya sempat menguat signifikan ke Rp 14.566 per dollar AS pada awal perdagangan, namun setelah itu penguatan terpangkas.

Selain nilai tukar rupiah stabil, inflasi yang juga merupakan salah satu aspek pertimbangan arah kebijakan moneter kian melandai. Pada April lalu, tingkat inflasi secara tahunan mencapai 4,33 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 4,97 persen.

"Maka BI diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen," ujar Josua.

Baca juga: Harga Emas Dunia Tembus 2.039 Dollar AS Usai The Fed Naikkan Suku Bunga

BI dinilai belum perlu sesuaikan suku bunga dalam waktu dekat

Sementara itu, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, BI belum perlu melakukan penyesuaian suku bunga dalam waktu dekat. Pasalnya, langkah pengetatan moneter The Fed sudah tidak lagi berdampak signifikan ke pasar uang RI.

"Saya rasa sejauh ini BI belum perlu mengubah suku bunga acuannya karena inflasi dan nilai tukar Indonesia relatif masih terkendali," ucapnya.

Sebagai informasi, BI terus mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75 persen sejak Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2023.

Dalam berbagai kesempatan, para pejabat bank sentral menyatakan, tingkat suku bunga acuan yang berlaku saat ini sudah memadai untuk menekan inflasi sekaligus menjaga stabilitas rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com