Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Diminta Berpartisipasi Kurangi Jumlah Plastik yang Dibuang ke Laut

Kompas.com - 22/05/2023, 19:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Industri Air Minum dalam Kemasan (AMDK) diharapkan dapat mengelola limbah kemasan plastik dengan lebih bijak. Hal ini mengingat, banyaknya sampah plastik yang dibuang ke laut dengan mayoritas botol kemasan.

Berdasarkan data World Population Review tahun 2021, Indonesia merupakan penyumbang sampah terbanyak setelah Filipina, India, Malaysia, dan China.

Data tersebut merinci, bahwa negara China dengan penduduk lebih dari 1 miliar membuang sampah plastik ke laut sebanyak 70.707 ton pada 2021. Sebaliknya, Indonesia dengan penduduk yang hanya 275 juta jiwa, bisa membuang sampah plastik ke laut hingga 56.333 ton pada tahun yang sama.

Baca juga: Pabrik Daur Ulang Sampah Plastik Bakal Dibangun di IKN, Luhut: Siapa Saja Kita Libatkan

"Jumlah yang tak terpaut jauh dengan China. Sampah kemasan, seperti shaset, gelas, sedotan, dan botol dibuang ke sungai, dan menjadi sampah di laut. Industri harus ikut bertanggung jawab,"kata Ahmad Safrudin dari organisasi Net Zero Waste Consortium dalam siaran pers, Senin (22/5/2023).

Ahmad juga menyoroti adanya praktik Greenwashing yang belum optimal dilakukan oleh pelaku usaha. Dia menilai, pelaku usaha AMDK harus lebih jujur dalam memberikan informasi ke publik sehingga masyarakat memahami dan teredukasi dengan produk yang digunakan.

Berdasarkan Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah per tahun, di mana sebanyak 5 persen, atau 3,2 juta ton, adalah sampah plastik.

Baca juga: Luhut: Sampah di Jakarta Hampir 8.000 Ton Per Hari, tapi Daya Tampung Bantargebang Cuma 2.000 Ton

Dari jumlah 3,2 juta ton timbulan sampah plastik itu, produk air minum dalam kemasan (AMDK) menyumbang 226.000 ton atau 7,06 persen. Sebanyak 46.000 ton atau 20,3 persen dari total timbulan sampah produk AMDK adalah sampah AMDK gelas plastik.

Saut Marpaung, Ketua Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI) sekaligus Anggota Dewan Pengarah dan Pertimbangan Persampahan Nasional mengatakan, secara kasat mata, air minum dalam kemasan plastik berukuran di bawah 1 liter terbukti mengotori lingkungan.

“Dalam operasional sehari- hari, kami bisa buktikan bahwa sampah kemasan kecil tak punya nilai bagi industri daur ulang. Makanya kemasan kecil inilah yang menjadi persoalan sampah sesungguhnya, yang berpotensi tercecer dan menambah timbulan sampah,” ungkap Saut.

Baca juga: Produk Suku Cadang Kendaraan RI Mejeng di Nigeria

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com