Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bankir Rusia: Dominasi Dollar AS Segera Berakhir

Kompas.com - 12/06/2023, 12:11 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Saltwire

MOSKWA, KOMPAS.com - CEO VTB Rusia Andrei Kostin menyatakan, dominasi dollar AS segera berakhir. Hal ini seiring dengan kenaikan nilai tukar Yuan China, dan saat seluruh dunia melihat sanksi-sanksi negara barat atas invasi Ukraina gagal membuat Rusia bertekuk lutut.

VTB merupakan BUMN Rusia sekaligus bank terbesar kedua di negara beruang merah itu.

Kostin menyebutkan, krisis membawa perubahan besar pada ekonomi dunia. China pun menjadi kekuatan utama ekonomi global. Menurut dia, keadaan yang terjadi saat ini merupakan ‘perang panas’ yang lebih berbahaya daripada perang dingin.

Dia mengatakan, AS dan Uni Eropa akan kalah dalam penerapan sanksi membekukan ratusan miliar dollar aset Rusia, karena banyak negara mulai melakukan penyelesaian pembayaran di luar mata uang AS dan Euro. Sementara China bergerak ke arah penghapusan pembatasan mata uang.

Baca juga: Tantangan dan Peluang Indonesia Lakukan Dedollarisasi dan Gabung BRICS

"Era sejarah panjang dominasi dollar AS segera berakhir. Saya pikir waktunya telah tiba ketika China secara bertahap menghapus pembatasan mata uang,” kata Kostin mengutip Saltwire, Senin (12/6/2023).

"China memahami bahwa mereka tidak akan menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor satu jika mereka mempertahankan Yuan mereka sebagai mata uang yang tidak dapat dikonversi," lanjut Kostin.

Dia menambahkan, berbahaya juga bagi China untuk menyimpan cadangan devisanya dalam obligasi dollar AS.

Dollar AS telah dominan sejak awal abad ke-20 ketika mengambil alih poundsterling sebagai mata uang cadangan dunia.  Sementara JPMorgan juga menyatakan, tanda-tanda greenback (sebutan bagi dollar AS), ditinggalkan sedang berlangsung secara global.

Kenaikan ekonomi China yang spektakuler selama 40 tahun terakhir, dinilai sebagai dampak dari perang di Ukraina dan perselisihan atas plafon utang AS membuat dollar AS harus waspada.

Kostin mengatakan, pihaknya telah mengkaji penggunaan Yuan dalam penyelesaian keuangan dengan negara-negara lain.

Baca juga: Tinggalkan Dollar AS, ASEAN Perkuat Kerja Sama Pemanfaatan Mata Uang Lokal

Perang Panas

Kostin merupakan mantan diplomat yang bertugas di Australia dan Inggris, terjun ke perbankan tepat setelah Uni Soviet runtuh. Dia adalah salah satu bankir paling kuat dan berpengalaman di Moskwa, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kepala Vneshekombank, Bank Pembangunan Rusia, yang sekarang dikenal sebagai VEB.

Setelah Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari tahun lalu, pihak Barat dan sekutunya memberikan sanksi berat dalam upaya untuk melemahkan ekonomi Rusia dan menghukum Putin atas perang tersebut.

Kostin dijatuhi sanksi oleh AS pada tahun 2018 atas apa yang disebutnya aktivitas memfitnah Rusia di seluruh dunia. Setelah terjadi perang, dia juga mendapat sanksi dari Uni Eropa dan Inggris yang menyebut Kostin sebagai "rekan dekat Putin".

Kostin menyatakan, sanksi itu tidak adil dan keputusan politik yang dilakukan akan menjadi bumerang bagi Barat. Dia mengaku telah membaca artikel menarik terkait adanya aksi pencucian uang melalui bank-bank besar Barat.

"Kami telah memasuki perang panas. Tidak dingin ketika ada begitu banyak senjata Barat dan banyak negara Barat serta penasihat militer yang terlibat. Situasinya lebih buruk daripada di Perang Dingin, ini sangat sulit dan mengkhawatirkan,” ungkap Kostin.

Dia menegaskan, perekonomian Rusia tidak akan hancur oleh Barat. Dana Moneter (IMF) pada bulan April menaikkan perkiraan PDB Rusia 2023 akan tumbuh 0,7 persen dari sebelumnya 0,3 persen, meski menurunkan perkiraan di 2024 menjadi 1,3 persen dari 2,1 persen.

"Sanksi itu buruk, dan kami menderita karenanya. Tapi ekonomi telah beradaptasi. Pada saat yang sama, kami berharap sanksi akan diintensifkan, diperketat, tetapi kami juga akan menemukan peluang lain,” tegas dia.

Baca juga: Ramai Dedollarisasi, Greenback Tetap Dinilai Mata Uang Paling Stabil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com