Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuota Elpiji 3 Kg Tahun Depan Diusulkan Naik Jadi 8,3 Juta Ton

Kompas.com - 14/06/2023, 19:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan kuota Elpiji 3 kilogram (kg) pada 2024 mencapai 8,3 juta metrik ton (MT). Kuota itu naik dari yang ditetapkan dalam APBN 2023 sebanyak 8 juta MT.

"Kuota yang disepakati untuk diajukan dalam pembahasan RAPBN tahun anggaran 2024 adalah 8,2-8,3 juta MT," ujar Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (14/6/2023).

Ia mengatakan, usulan kuota Elpiji 3 kilogram untuk tahun depan itu, berdasarkan kesepakatan dalam rapat kerja antara Menteri ESDM Arifin Tasrif dengan Komisi VII DPR RI pada 5 Juni 2023 lalu.

Baca juga: Beli Solar di Jakarta, Banten, dan Jabar Wajib Pakai QR Code MyPertamina

Tutuka menuturkan, tren penyaluran Elpiji 3 kg terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada 2018 realiasinya mencapai 6,53 juta MT, di 2019 sebanyak 6,84 juta MT, 2020 sebanyak 7,14 juta MT, 2021 sebanyak 7,46 juta MT, serta 2022 sebanyak 7,80 juta MT.

Sementara realisasi di tahun ini, hingga Mei 2023 penyalurannya sudah mencapai 3,32 juta MT. Realisasi itu setara 41,6 persen dari kuota yang ditetapkan pemerintah untuk 2023.

"Di 2023 kuota Elpiji 3 kg sebesar 8 juta MT, termasuk cadangan 0,5 juta MT, realisasi peyalurannya sampai Mei 2023 sebesar 3,32 juta MT," katanya.

Adapun outlook atau proyeksi pemerintah teradap kebutuhan Elpiji 3 kg tahun ini diperkirakan sebanyak 7,90 juta MT. Namun, dalam APBN 2023 ditetapkan kuota gas melon tersebut sebanyak 8 juta MT.

Sementara berdasarkan prognosa Pertamina, konsumsi Elpiji 3 kg tahun ini bakal melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah. Diperkirakan konsumsinya lebih 2,7 persen menjadi sebanyak 8,22 juta MT.

Tutuka pun berharap penyaluran Elpiji 3 kg akan semakin tepat sasaran dengan berbagai langkah yang disusun pemerintah bersama Pertamina. Salah satunya pendataan pembeli gas bersubsidi tersebut.

Ia bilang, pendataan dan pencocokan data pengguna, serta pencatatan transaksi pembeli yang berhak mendapat Elpiji 3 kg akan terus dilakukan. Program pendataan ini pun sudah berjalan sejak awal 2023.


Pemerintah bersama Pertamina sudah melakukan uji coba keandalan sistem yang dimiliki perseroan, yakni MyPertamina di sepanjang Januari-Februari 2023, sembari melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Implementasi pendataan dilakukan secara bertahap, mulai dari Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang ditargetkan selesai pada Juni 2023 yang mencakup 138 kota kabupaten.

Kemudian, implementasi pendataan akan dilanjutkan ke Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi yang mencakup 273 kota/kabupaten dan ditargetkan pada rampung Juli 2023. 

"Evaluasi program ini terus dilaksanakan sejak Maret hingga Desember 2023," pungkas Tutuka.

Baca juga: Pertamina Proyeksi Konsumsi Elpiji 3 Kg Bakal Jebol, Capai 8,22 Juta Ton di 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com