Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
EKONOMI SYARIAH

EBAS-SP BSI Jadi Gebrakan Baru untuk Pacu Ekonomi Syariah

Kompas.com - 20/06/2023, 16:17 WIB
Hotria Mariana,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

 

KOMPAS.comEfek Beragun Aset Syariah (EBAS) terbitan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (kode emiten BRIS) bersama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), EBAS-SP SMF-BRIS01, resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (19/6/2023).

Sejumlah tokoh penting yang hadir dalam pencatatan perdana itu menilai, kehadiran efek tersebut di pasar keuangan nasional merupakan gebrakan dalam dunia investasi syariah. Produk sekuritisasi aset syariah pertama di Indonesia ini diharapkan dapat mendorong ekonomi syariah Tanah Air bertumbuh dan semakin kuat.

Salah satu tokoh yang hadir, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin, mengatakan, EBAS-SP SMF-BRIS01 dapat menjadi pilihan instrumen investasi syariah baru bagi masyarakat, selain saham, sukuk, dan reksa dana.

Baca juga: Wapres: EBAS BSI Jadi Sumber Alternatif Pembiayaan Perumahan

Ia berharap, EBAS-SP SMF-BRIS01 bisa memberikan multiplier effect atau efek berganda yang positif terhadap keuangan syariah di Tanah Air serta mendukung langkah pemerintah dalam pengembangan industri halal.

Hal serupa disampaikan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo. Menurutnya, EBAS-SP SMF-BRIS01 dapat menjadi pilihan instrumen investasi syariah baru yang kompetitif.

“Penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 diharapkan mendorong inklusi pasar keuangan dan pasar modal di Indonesia,” tutur Kartika seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (20/6/2023).

Lebih dari itu, lanjutnya, penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 juga dapat mendukung upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan hunian masyarakat. Adapun kekurangan kepemilikan rumah terbangun atau backlog perumahan di Indonesia masih terbilang tinggi, yakni antara 12 juta hingga 13 juta.

Respons positif

EBAS-SP SMF-BRIS01 merupakan efek hasil transaksi sekuritisasi aset pembiayaan rumah senilai Rp 325 miliar milik BSI yang diterbitkan oleh SMF. EBAS ini mengantongi peringkat AAA dari Pefindo dan imbal hasil kompetitif, yaitu 7 persen.

Adapun produk tersebut diterbitkan dalam dua tahapan, yaitu Kelas A yang ditawarkan melalui mekanisme penawaran umum dan Kelas B sebagai kelas subordinasi yang berfungsi melindungi Kelas A.

Sejak diterbitkan, EBAS besutan BSI dan SMF tersebut mendapatkan sambutan positif dari investor ritel, korporasi, dan berbagai yayasan dana pensiun. Bahkan, instrumen ini mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sampai dengan 126 persen.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menjelaskan, hal tersebut membuktikan bahwa investor dan para pelaku keuangan syariah memiliki animo sangat tinggi terhadap diversifikasi investasi syariah yang aman, cepat dan mudah.

Terlebih, imbal hasil yang ditawarkan lebih tinggi di atas rata-rata instrumen investasi lain, seperti deposito, sukuk, dan reksa dana.

Hery pun bersyukur atas respons positif publik terhadap EBAS-SP SMF-BRIS01. Ia mengapresiasi dukungan pemerintah dan regulator yang mendorong inklusi pasar keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia.

Atas dasar itu, lanjut Hery, pihaknya akan terus berkomitmen untuk membangun ekonomi keumatan melalui skema dan model bisnis yang tepat.

“Dengan demikian, peran perbankan syariah benar-benar nyata dalam berkontribusi bagi kemajuan ekonomi di Tanah Air,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com