Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Global Terkendali, Kebijakan Moneter Dinilai Akan Lebih Akomodatif

Kompas.com - 12/07/2023, 10:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi ekonomi makro global tahun ini dinilai cukup kompleks, dengan adanya risiko resesi, tren inflasi, kebijakan bank sentral, dan pergeseran konteks geopolitik.

Co-Head, Global Macro Strategy, Manulife Investment Management Sue Trinh mengatakan, berdasarkan data terbaru menunjukkan awal tahun yang lebih baik dari perkiraan untuk negara maju.

Resesi tertunda, tapi tidak dibatalkan. Ada tiga faktor yang memengaruhi termasuk pelonggaran yang signifikan dalam kondisi keuangan, jumlah penarikan tabungan, hingga rotasi belanja dari barang ke jasa yang membantu mendukung kegiatan ekonomi,” kata Sue dalam siaran pers, Rabu (12/7/2023).

Sue menyebutkan, proyeksi pertumbuhan global diperkirakan akan lebih rendah dan berada di bawah ambang batas 3 persen yang merupakan tanda resesi global. Namun, kapan tepatnya resesi global akan tiba, sulit dijelaskan karena perbedaan geografi.

Baca juga: Penantian Data Inflasi Jadi Sentimen Pasar, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

“Inflasi tetap menjadi perhatian pasar. Sementara lonjakan harga barang sudah mereda, inti inflasi tetap tinggi karena pertumbuhan pendapatan yang kuat dan ketahanan ekonomi. Ini mengintensifkan risiko terbalik terhadap inflasi di bidang jasa, didorong oleh ketatnya pasokan tenaga kerja,” lanjut dia.

Sue menilai, tekanan harga yang terus-menerus telah memaksa bank sentral di seluruh dunia untuk memperluas pengetatan. Di sisi lain, kebijakan yang dilakukan bank sentral seluruh dunia terbukti lebih hawkish dari yang diharapkan pasar.

Di sisi lain, investor dapat memanfaatkan peluang yang signifikan dari ketidakpastian iklim ekonomi makro saat ini. Termasuk kekhawatiran tentang inflasi, ketegangan geopolitik, hingga pendapatan.

“Ke depan, kami melihat butuh peran yang lebih besar untuk penentuan posisi (investasi) di sisa tahun 2023. Fokus kami tetap pada memanfaatkan kondisi pasar dan fundamental yang memberikan solusi pendapatan yang kuat bagi investor,” tambah dia.

Sementara itu, Senior Managing Director sekaligus Chief Investment Officer, Asia (ex-Japan) Fixed Income, Manulife Investment Management Murray Collis melihat tiga tema utama yang mendorong pasar pendapatan tetap di Asia untuk sisa tahun ini.

Baca juga: BI Yakin Inflasi Indonesia Terkendali di Kisaran 2-4 Persen pada 2023

Ketiga hal tersebut, termasuk potensi perlambatan kenaikan suku bunga, kemungkinan stimulus tambahan, dan potensi kebijakan moneter yang akomodatif dari bank sentral Asia.

“Kami telah melihat pengetatan kebijakan Fed. Sementara itu, tingginya imbal hasil obligasi dalam 18 bulan terakhir menciptakan nilai jangka panjang yang menarik untuk pasar pendapatan tetap,” kata Collis.

Dia menjelaskan, pemulihan ekonomi China yang melambat selama kuartal kedua tahun ini, mendorong adanya potensi langkah-langkah stimulus tambahan. Hal ini dinilai tidak hanya mendukung kredit China tetapi juga ke pasar Asia secara lebih umum untuk paruh kedua tahun ini.

Sementara itu, Inflasi di seluruh kawasan Asia relatif terkendali dibandingkan dengan negara maju. Bank-bank sentral Asia berada dalam posisi yang relatif baik untuk mempertahankan kebijakan moneter bahkan pindah ke sikap akomodatif di kuartal mendatang.

“Dalam pendapatan tetap Asia, kami melihat peluang terutama di obligasi. Kami melihat obligasi Asia didukung oleh inflasi moderat, perbedaan tekanan pasar, dan pertumbuhan positif dibandingkan dengan pasar negara maju,” jelasnya.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik 2 Persen ke Level Tertinggi dalam 10 Minggu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com