Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar: Indonesia Punya Peluang Kembangkan Energi Bersih

Kompas.com - 13/07/2023, 22:53 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (Bacapres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menilai Indonesia memiliki peluang mengembangkan energi bersih.

Hal itu ia sampaikan dalam Rakernas XVI Apeksi 2023 yang disiarkan kanal Youtube Kompas.com, Kamis (13/7/2023).

"Renewable energy kita belum jalan. Green energy, blue energy kita belum berjalan, mohon maaf. Dan skor kita masih rendah. Tapi kita punya peluang (mengembangkan energi bersih)," katanya dalam agenda Rakernas XVI Apeksi, dikutip dari kanal Youtube Kompas.com, Kamis (13/7/2023).

Baca juga: Ganjar: Mendorong Investasi Tidak Hanya Mempermudah Izin

Menurut Ganjar, salah satu upaya awal untuk mengembangkan energi bersih yakni lewat hilirisasi industri tambang, utamanya nikel. Seperti diketahui, nikel adalah bahan baku baterai kendaraan listrik.

Pemerintah saat ini terus mendorong peralihan dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan berbahan bakar listrik yang dinilai lebih ramah lingkungan.

"Saya katakan hilirisasi industri termasuk yang di Batang itu teknologi baterai. Nikelnya kita punya, tempatnya di Sulawesi yang paling banyak," kata Gubernur Jawa Tengah itu.

Meski begitu, Ganjar menyebut masih ada komponen pembuatan baterai kendaraan listrik yang belum ada di Indonesia, tapi justru ada di Australia.

Baca juga: Anies Baswedan Soroti Ketimpangan APBD: Ini Harus Jadi Perhatian

"Maka Pak Presiden Jokowi ke Australia menemukan itu (komponen baterai). Kalau ini bisa joint, sebenarnya kita akan punya energi alternatif dan kita bisa menjadi juara dunia (di sektor energi bersih)," ucapnya.

Ganjar juga mengaku senang saat Jokowi mengatakan Indonesia akan mengajukan banding setelah kalah dari Uni Eropa dalam gugatan di World Trade Organization (WTO) soal kebijakan larangan ekspor bijih nikel.

Hal itu dinilai sebagai langkah tegas bahwa Indonesia tidak akan mundur dalam kebijakan hilirisasi nikel.

Sebelumnya pada 4 Juli 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Australia. Dia menawarkan perusahaan Australia untuk berinvestasi di bidang hilirisasi industri, khususnya untuk membuat mobil listrik.

"Indonesia sudah targetkan untuk mulai produksi baterai EV tahun depan, serta produksi 1 juta mobil listrik dan 3,2 juta motor listrik di tahun 2035," tutur Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menyebut Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam sektor energi hijau dan ramah lingkungan. Sektor ini menurutnya sangat menjanjikan untuk dimasuki perusahaan Australia.

Baca juga: Prabowo Janji Lanjutkan Program Jokowi soal Hilirisasi Nikel hingga Sawit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com