Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realisasikan Mimpi Indonesia Negara Maju, Hilirisasi Harus Libatkan UMKM

Kompas.com - 14/07/2023, 12:04 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk terlibat dalam agenda hilirisasi. Hal ini dinilai menjadi krusial untuk merealisasikan mimpi Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi atau maju pada 2045.

Teten mengatakan, saat ini pelaku UMKM menyerap sekitar 97 persen total tenaga kerja nasional. Oleh karenanya untuk mendongkrak pendapatan per kapita nasional, para pelaku UMKM perlu meningkatkan kualitasnya, sehingga dapat menciptakan tenaga kerja yang juga berkualitas.

"Kita butuh industri yang bersifat labour intensive, yang bisa menyerap lapangan-lapangan kerja, yang bisa menggantikan 97 persen lapangan kerja di sektor mikro yang tidak berkualitas," ujarnya, dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Bangga Berwisata di Indonesia, Jumat (14/7/2023).

Baca juga: IMF Bujuk RI Cabut Larangan Ekspor Nikel, Luhut: Ngapain Kami Tolong Negara Maju

Oleh karenanya, Teten meminta agar pelaku UMKM terlibat dalam agenda hilirisasi pemerintah. Misal saja dalam hilirisasi bijih nikel, Teten menilai, pelaku UMKM dapat berpartisipasi dalam pengolahan menjadi produk akhir.

"Kalau nanti (hilirisasi) produk nikel, kalau garpu dan sendoknya yang dibuat dari nikel harus hilirasinya oleh koperasi, oleh UMKM," kata Teten.

Hilirisasi juga bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah serapan sumber daya alam (SDA) daerah yang belum maksimal. Teten mencontohkan, produksi rotan di Kalimantan mencapai 10.000 ton per bulannya. Namun, industri mebel rotan yang ada di Pulau Jawa hanya menyerap 1.000 ton rotan tersebut.

"Jadi ini kita harus cari upaya memanfaatkan rotan yang luar biasa di Kalimantan ini. Sehingga kita perlu hadirkan apakah investor di sini, termasuk juga inovasi-inovasi prodaknya," tutur dia.

Teten pun meminta kepada setiap daerah untuk mengidentifikasi komoditas SDA yang belum maksimal pemanfaatannya. Setelah itu, UMKM didorong untuk melakukan hilirisasi terhadap SDA tersebut, sehingga dapat menghasilkan produk bernilai tinggi.

Pada akhirnya, UMKM akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar, dan mampu memberikan upah lebih besar kepada pegawainya. Dengan demikian, pendapatan per kapita Indonesia yang saat ini berada di level 4.580 dollar AS dapat terus tumbuh.

Pemerintah dan Bank Indonesia dipastikan Teten siap untuk membantu upaya hilirisasi UMKM. Salah satu upaya yang dilakukan ialah melalui program fasilitasi pengembangan ekosistem UMKM seperti Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia atau Gernas BBI.

"Kita bahu membahu, kita bisa membangun industri yang bisa melahirkan lapangan kerja lebih luas, yang melibatkan para UMKM kita. Dengan begitu maka kita siap menjadi negara maju dengan membangun kesejahteraan yang meluas dan merata," ucap Teten.

Baca juga: Momentum Membangun Optimisme Menjadi Negara Maju 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com