Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG "Hijau" di Awal Perdagangan, Rupiah Justru Melemah

Kompas.com - 26/07/2023, 09:36 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (26/7/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pukul 09.07 WIB, IHSG berada pada level 6.936,08 atau naik 18,3 poin (0,27 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.917,71.

Sebanyak 190 saham melaju di zona hijau dan 171 saham di zona merah. Sedangkan 226 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 751,7 miliar dengan volume 1,7 miliar saham.

Baca juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Analis BinaArtha Sekuritan Ivan Rosanova yang mengatakan, IHSG masih dalam trend bullish jika mampu melanjutnya level 6.985. Level support IHSG hari ini berada di 6.840, 6.800, 6.766 dan 6.704, sementara level resistennya di 6.960-6.985, 7.012 dan 7.055.

“IHSG ditutup tipis di atas 6.912 sehingga memberi sinyal peluang untuk melanjutkan fase bullish menuju 6.985 selama IHSG tidak jatuh di bawah level 6.840. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish,” kata Ivan dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini mayoritas di teritori negatif. Indeks Komposit Shanghai China turun 0,09 persen (3,01 poin) di posisi 3.228,51, Hang Seng Hong Kong melemah 0,38 persen (73,3 poin) ke posisi 19.361,1, dan indeks Nikkei Jepang terkoreksi 0,05 persen (17,6 poin) menjadi 32.665,2. Sementara itu, indeks Strait Times Singapura naik 0,3 persen (10,9 poin) pada posisi 3.297,13.

Baca juga: Resmi Ambil Alih Saham Shell di Blok Masela, Pertamina-Petronas Bayar Rp 9,75 Triiun

Rupiah melemah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg pukul 09.01 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.035 per dollar AS, atau turun 37 poin (0,25 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.998 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah dibayangi sentimen suku bunga The Fed dini hari nanti. Menurut CME FedWatch Tool, probabilitas hampir 100 persen bahwa The Fed akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.

"Rupiah mungkin berbalik tertekan hari ini terhadap dollar AS karena sikap wait and see pelaku pasar menjelang keputusan Bank Sentral AS dinihari nanti," kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: Resmi Melantai di BEI, Saham MAHA Langsung ARA

Di sisi lain, dia menilai Bank Sentral AS memiliki pertimbangan sendiri sehingga bisa saja hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu sinyal kebijakan moneter AS ke depan, apakah the Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga atau apakah the Fed sudah membayangkan jadwal pemangkasan.

"Apapun hasil The Fed tentu akan sangat mempengaruhi pergerakan harga di pasar keuangan sehingga sebagian pelaku pasar akan bersikap wait and see. Hari ini rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 15.050 dengan potensi support di kisaran Rp 14.980," tegas dia.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com