Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andrean Rifaldo
Praktisi Perpajakan

Praktisi perpajakan. Tulisan yang disampaikan merupakan pendapat pribadi dan bukan merupakan cerminan instansi.

Dapatkah Kecerdasan Buatan Merevolusi Sistem Perpajakan Kita?

Kompas.com - 28/07/2023, 08:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SATU dekade lalu, tepatnya pada 2014, Direktorat Jenderal Pajak merilis DJP Online sebagai sarana satu pintu untuk pelaporan pajak tahunan.

Revolusi otomasi daring ini membawa dampak besar, meningkatkan efisiensi dan kesederhanaan dalam sistem administrasi perpajakan.

Bagi sekitar 19 juta wajib lapor pajak pada tahun ini, mungkin Anda pernah merasakan betapa getirnya menjawab serangkaian pertanyaan dalam formulir pajak elektronik, terkadang dihadapkan pada notifikasi gagal kirim akibat gangguan sistem.

Memang, tidak dapat disangkal bahwa sistem administrasi perpajakan kita saat ini harus kembali dibenahi.

Pada 2020, melalui survei yang melibatkan 69 negara, German Research Foundation menempatkan Indonesia sebagai negara ke-26 dengan sistem administrasi pajak terumit di dunia.

Kerumitan tersebut tentu menjadi beban, tidak hanya bagi wajib pajak, tetapi juga bagi otoritas perpajakan.

Kendati demikian, kewajiban pajak sebenarnya tak harus selalu jadi momok menakutkan yang terkesan berbelit-belit.

Menyederhanakan pemenuhan kewajiban

Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) yang popularitasnya melejit usai laboratorium riset OpenAI pada November 2022, merilis AI percakapan ChatGPT memberi harapan akan revolusi besar selanjutnya bagi sistem administrasi perpajakan.

Dalam berbagai sektor ekonomi, AI telah menunjukkan potensinya. Di bank terbesar Norwegia, Den Norske Bank, lebih dari 20 persen layanan pelanggan kini telah ditangani oleh bot percakapan (chatbot).

Di bidang medis, korporasi teknologi IBM mengembangkan Patient Synopsis sebagai AI pengambil keputusan penanganan pasien.

Perusahaan teknologi multinasional Adobe dan NVIDIA telah bekerja sama menciptakan model AI generasi baru yang lebih canggih.

Lantas, mengapa kita belum menerapkan teknologi serupa untuk menyederhanakan administrasi perpajakan?

Penerapan AI memungkinkan pembuatan aplikasi pelaporan pajak yang secara otomatis mengasistensi pengisian formulir perpajakan. Jika ini terjadi, maka setiap orang kini dapat menyusun laporan pajak tahunan dengan mudah, cepat, dan dengan kesalahan minim.

Tidak hanya pada sistem pelaporan, AI juga dapat berfungsi sebagai asisten pribadi bagi wajib pajak dalam menentukan jenis layanan dan fasilitas pajak yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadi masing-masing.

Dengan peluang-peluang ini, masyarakat tidak perlu lagi datang ke kantor pelayanan pajak secara fisik atau bergantung pada pihak ketiga. Teknologi AI membawa kemudahan dan efisiensi dalam pemenuhan kewajiban pajak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com