Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Lengkung LRT Dibuat Tanpa Tiang Supaya Lebih Ekonomis

Kompas.com - 04/08/2023, 22:03 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Jembatan lengkung bentang panjang atau longspan di lintasan light rail transit atau LRT Jabodebek yang berada di persimpangan Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, belakangan ini jadi sorotan.

Longspan LRT Jabodebek disebut salah desain lantaran memiliki kemiringan tajam dan terlalu sempit. Akibatnya, kereta LRT yang melintas harus berjalan sangat pelan.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan desain yang ada saat ini merupakan pilihan yang tepat, baik dari sisi ekonomi maupun konstruksi.

Pasalnya, longspan yang panjang tanpa tiang tambahan justru akan membuat LRT jauh lebih efisien. Ini karena posisinya berada di atas jalan tol dan jalan protokol.

Baca juga: Jajal LRT Jabodebek, Jokowi: Kurang-kurang Harus Kita Maklumi

"Dari sisi ekonomi, ini pun lebih ekonomis dibandingkan harus bangun tiang. Ataupun memperbesar ruang bagi LRT," ujar Arya dikutip pada Jumat (4/8/2023).

Jembatan bentang terpanjang di Indonesia

Sebagai informasi, jembatan lengkung LRT itu dibangun di atas flyover Tol Dalam Kota yang berada di ruas Kuningan, Jakarta Selatan, dan membentang sepanjang 148 meter.

Longspan LRT Jabodebek ini memiliki radius lengkung 115 meter serta menggunakan beton seberat 9.688,8 ton. Karena panjang dan rancangannya yang begitu presisi, lengkung LRT itu sempat menuai pujian.

Bahkan, lengkung LRT tersebut juga diganjar rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) karena berhasil membuat jembatan terpanjang di Indonesia bahkan mungkin di dunia, terlebih kontruksinya dikerjakan oleh para engineer anak bangsa.

Baca juga: Lengkung LRT: Sempat Dipuji dan Catat Rekor Muri, Kini Dikritik Salah Desain

Kontraktor dari lengkung LRT ini adalah BUMN Karya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Proses pembangunannya dilakukan dengan metode balanced cantilever.

Ini artinya, strukturnya dibangun dengan memanfaatkan efek keseimbangan yang membuat struktur dapat berdiri dan menahan beban sangat berat tanpa ditopang penyangga sementara.

Dengan memanfaat efek keseimbangan ini pula, maka selama pembangunan lengkung LRT, tidak membutuhkan pier tiang penyangga di tengah.

Terlebih penggunaan pier tidak memungkinkan karena lengkung LRT ini berdiri tepat di atas jalan Tol Dalam Kota dan jalan protokol di bawahnya sehingga sangat sempit. Dari sisi estetika, penggunaan tiang di tengah-tengah juga dinilai kurang bagus.

Baca juga: Wamen BUMN Buka-bukaan Amburadulnya Koordinasi Para Kontraktor LRT

Proses konstruksi lengkung LRT ini adalah menggunakan box girder beton yang memiliki ciri khas berongga pada bagian dalamnya.

Dengan perhitungan yang sangat presisi, box girder ini kemudian dipasang dari kedua sisi hingga kemudian bisa bertemu atau saling menyambung di tengah atau tepat di atas jalan tol.

Arya menegaskan, pihaknya tidak menampik jika ada konsekuensi dari efisiensi ini, yaitu kereta harus bergerak lebih lambat saat melewati lengkungan tersebut.

Meski begitu kata dia, kerugian dari sisi waktu pun tidak terlalu besar lantaran lintasan longspan itu tidak terlalu panjang yakni hanya 148 meter.

"Jadi dari sisi waktu tidak merugikan dan jika membangun tiang-tiang di tengah, maka akan jauh lebih mahal," kata Arya.

Baca juga: Cerita Wamen BUMN Terima Komplain Siemens soal LRT Buatan INKA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com