Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Longspan LRT Jabodebek Salah Desain, Kementerian BUMN: Lebih Ekonomis

Kompas.com - 03/08/2023, 21:05 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) buka suara soal konstruksi bentang lengkung atau longspan LRT Jabodebek di Kuningan, Jakarta Selatan yang salah desain dan mengharuskan LRT bergerak lebih lambat.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan desain yang ada saat ini merupakan pilihan yang tepat, baik dari sisi ekonomi maupun konstruksi. Pasalnya, longspan yang panjang tanpa tiang tambahan justru akan membuat LRT jauh lebih efisien.

"Dari sisi ekonomi, ini pun lebih ekonomis dibandingkan harus bangun tiang. Ataupun memperbesar ruang bagi LRT," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Longspan LRT Salah Desain, Menhub Bakal Undang Konsultan Berpengalaman

Namun demikian, dia tidak menampik jika ada konsekuensi dari efisiensi ini, yaitu kereta harus bergerak lebih lambat saat melewati lengkungan tersebut.

Meski begitu kata dia, kerugian dari sisi waktu pun tidak terlalu besar lantaran lintasan longspan itu tidak terlalu panjang yakni hanya 148 meter.

"Jadi dari sisi waktu tidak merugikan dan jika membangun tiang-tiang di tengah, maka akan jauh lebih mahal," kata Arya.

Baca juga: Operasional Komersial LRT Jabodebek Mundur, Kemenhub: Kemungkinan Jadi 20 atau 30 Agustus 2023

Oleh karenanya, dia optimistis proyek kereta api ringan ini merupakan proyek yang memberikan manfaat optimal bagi negara.

Melalui PT INKA (Persero), Indonesia menangkap alih teknologi dari proyek infrastruktur dengan konsep teknologi terbaru di dunia, yaitu LRT tanpa masinis.

Menurut Arya, LRT Jabodebek yang dibangun saat ini merupakan produk yang memiliki spesifikasi INKA dengan teknologi generasi terbaru.

Baca juga: MRT dan LRT, Apa Perbedaannya?

Dia bilang, setiap alih teknologi memang akan ada konsekuensinya namun sekarang Indonesia mampu membangun LRT generasi terbaru dan terbaik buatan perusahaan lokal.

"Mau enggak mau, INKA harus belajar. Memang ada sumber daya lebih yang harus kita alokasikan. Tetapi itu konsekuensi dari sebuah alih teknologi. Ada waktu lebih yang diberikan. Dan sekarang, ketika INKA harus membangun hal yang sama, sudah gampang. Untuk pertama kali memang lebih berat. Itu konsekuensinya, jadi wajar," tuturnya.

Baca juga: Jokowi soal Jembatan LRT Salah Desain: Kurang-kurang Harus Kita Maklumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com