DUNIA ini bakal sepi jika tanpa lagu dan musik. Dua hal yang tak dapat dipisahkan itu adalah obyek hak cipta, sekaligus ekspresi dan bahasa seni universal.
Lirik dan melodi bisa melintasi batas teritorial, mengadopsi rasa dan imajinasi pendengarnya, tanpa terikat perbedaan budaya dan bahasa.
Saya sebut sebagai ekspresi dan bahasa universal karena seringkali lagu dan musik disukai oleh penikmatnya di berbagai belahan dunia tanpa perlu mengerti arti liriknya.
Irama, aransemen, dan sentuhan vokal penyanyinya seringkali sudah cukup menimbulkan minat, bahkan menyentuh emosi pendengar.
Berbeda dengan objek seni lainnya, lagu dan musik memang memiliki keistimewaan. Selain mampu menjadi "soft power", juga tak lekang waktu dan pupus ketika zaman berganti.
Lagu dan musik sudah sejak lama mampu menembus ruang, waktu, dan lintas komunitas budaya dan humaniora.
Tulisan ini adalah materi kuliah saya tentang Hak Cipta di Departemen Hukum Teknologi Komunikasi Informasi dan Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Saya bagikan juga kepada pembaca Kompas.com untuk manfaat yang lebih luas.
Lagu seringkali menjadi karya legendaris nan abadi, menembus waktu dan berlapis generasi. Maka jangan heran lagu seringkali dirilis ulang dan di-cover oleh penyanyi yang bisa jadi beda usia belasan, bahkan puluhan tahun, dibanding saat lagu itu diciptakan dan dirilis pertama kalinya.
Pengamatan saya, banyak lagu yang kembali populer setelah dirilis ulang sepuluh tahun kemudian. Namun jangan kaget, ada juga lagu yang dirilis ulang setelah ratusan tahun sejak diciptakan dengan modifikasi lirik dan aransemen.
Lagu "Can't Help Falling in love" yang dibawakan Elvis Presley, adalah contoh nyata. Lagu yang kemudian di-cover banyak penyanyi itu, masih tetap populer hingga kini.
Di platform YouTube "official Elvis", lagu lawas ini sudah ditonton 382 juta lebih viewers dengan 3,5 juta lebih subscribers. Belum lagi di kanal-kanal lainnya.
Lagu balada pop ini punya sejarah panjang, karena justru melodi atau irama lagunya saat ini sudah berusia 239 tahun.
Sebagaimana dilansir Song Stories Matter dalam artikel "The Story Behind, 'Can’t Help Falling in Love'" (17/3/2023), lagu yang dibawakan Elvis Presley itu ditulis oleh Hugo Peretti, Luigi Creatore, dan George David Weiss, untuk film Blue Hawaii 1961 yang dibintangi Elvis.
Namun perlu diketahui, melodi “Can't Help Falling in Love” justru berasal dari lagu Perancis berjudul "Plaisir d'amour" yang ditulis pada 1784, oleh Komposer Jean-Paul-Égide Martini.
Instrumen hukum Hak Cipta, baik nasional maupun internasional, memberikan jangka waktu berbeda untuk satu obyek dan obyek hak cipta lainnya. Dalam tulisan ini, saya hanya akan membahas terkait obyek hak cipta berupa lagu dan musik.