Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah dan IHSG Merah di Awal Sesi

Kompas.com - 18/08/2023, 09:43 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (18/8/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.09 WIB, IHSG berada pada level 6.974,2 atau turun 26,32 poin (0,38 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.900,53.

Sebanyak 176 saham melaju di zona hijau dan 187 saham di zona merah. Sedangkan 242 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 997,1 miliar dengan volume 1,5 miliar saham.

Pasar saham Asia pagi ini juga bergerak mayoritas pada teritori negatif. Nikkei Jepang turun 0,18 persen (57,4 poin) pada level 31.571,9, Strait Times melemah 0,6 persen atau 19,6 poin di posisi 3.176,91, dan Hang Seng Hong Kong turun 0,26 persen (46,8 poin) ke posisi 18.278,57. Sementara itu, Indeks Komposit Shanghai China menguat 0,3 persen (10,5 poin) di posisi 3.174,26.

Baca juga: Usai Libur HUT RI, Bagaimana Arah IHSG Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah berada pada level Rp 15.315 per dollar AS, atau turun 34 poin (0,22 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.282 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena isu perlambatan ekonomi China yang bisa berdampak negatif ke perekonomian global termasuk Indonesia.

Menurut dia, stimulus seperti pemangkasan suku bunga dari Bank Sentral dan potensi stimulus fiskal dari pemerintah mungkin membantu mengurangi kecemasan pasar terhadap pelambatan ekonomi di China yang bisa menekan perekomian global.

“Melihat pergerakan nilai tukar regional pagi ini yang menguat terhadap dollar AS, rupiah berpeluang ikut menguat terhadap dollar AS. Tapi, beberapa faktor masih bisa menekan pergerakan rupiah dan aset berisiko lainnya,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: Cara Investasi Saham untuk Pemula, Tahapan hingga Modal


Faktor lain yang berpotensi memberikan tekanan ke rupiah yaitu data ekonomi AS yang membaik, semalam data aktivitas manufaktur di wilayah Philadelphia untuk bulan Juli menunjukan pertumbuhan dibandingkan sebelumnya yang berkontraksi.

Ini membuka peluang the Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama sehingga bisa memicu penguatan dollar AS. Ariston memperkirakan rupiah hari ini bisa menguat pada kisaran Rp 15.230 per dollar AS sampai dengan Rp 15.200 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.300 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com