Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Menguat di Awal Perdagangan, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.320 Per Dollar AS

Kompas.com - 21/08/2023, 09:50 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (21/8/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.19 WIB, IHSG berada pada level 6.878,81 atau naik 18,8 poin (0,28 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.859,91.

Sebanyak 207 saham melaju di zona hijau dan 219 saham di zona merah. Sedangkan 218 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,2 triliun dengan volume 3,8 miliar saham.

Baca juga: Awal Pekan, Bagaimana Pergerakan IHSG Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, meskipun masih dalam trend bearish, IHSG bisa menguat jika tetap berada di atas level 6.839. Level support IHSG berada di 6.823, 6.794 dan 6.753, sementara level resistennya di 6.938, 6.970 dan 7.015

“Akan terjadi rebound lebih awal jika IHSG tetap di atas 6.839. Tapi, IHSG masih memiliki potensi pelemahan di 6.794 apabila menembus level di bawah 6.823. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish,” kata Ivan dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini bergerak mayoritas pada teritori negatif. Strait Times melemah 0,49 persen atau 15,6 poin di posisi 3.158,28, Hang Seng Hong Kong turun 0,85 persen (153,34 poin) ke posisi 17.797,51, dan Indeks Komposit Shanghai China terkoreksi 0,27 persen (8,6 poin) di posisi 3.123,35. Sementara itu, Nikkei Jepang menguat 0,9 persen (282,69 poin) pada level 31.733,5.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.19 WIB rupiah berada pada level Rp 15.320 per dollar AS, atau turun 30 poin (0,2 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.290 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh isu pelambatan ekonomi China dan peluang kenaikan suku bunga acuan AS.

“Pelambatan ekonomi China dan peluang kenaikan suku bunga acuan AS masih menjadi faktor penekan rupiah terhadap dollar AS di awal pekan ini. Rupiah berpeluang melemah ke arah Rp 15.330 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.250 per dollar AS,” ujar Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, investor menantikan keputusan pemangkasan suku bunga pinjaman 1 tahun bank sentral China sebesar 10 basis poin yang akan diumumkan hari ini.

“Sentien dari China itu mungkin bisa meredakan kecemasan pasar, tapi mungkin masih belum cukup untuk membalikkan sentimen pelambatan di China, apalagi ditambah isu hutang atau default 2 perusahaan properti rbesar China, Evergrande dan Country Garden,” lanjut Ariston.

Baca juga: 5 Saham LQ45 Paling Cuan dalam Sepekan, Ada ADRO dan TBIG

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelancaran Transportasi Jadi Tantangan di RI, RITS Siap Kerja Sama Percepat Implementasi MLFF

Kelancaran Transportasi Jadi Tantangan di RI, RITS Siap Kerja Sama Percepat Implementasi MLFF

Whats New
Sebelum Kembali ke Masyarakat, Warga Binaan Lapas di Balongan Dibekali Keterampilan Olah Sampah

Sebelum Kembali ke Masyarakat, Warga Binaan Lapas di Balongan Dibekali Keterampilan Olah Sampah

Whats New
TLPS Pertahankan Tingkat Suku Bunga Penjaminan

TLPS Pertahankan Tingkat Suku Bunga Penjaminan

Whats New
BRI Life Fokus Pasarkan Produk Asuransi Tradisional, Unitlink Tinggal 10 Persen

BRI Life Fokus Pasarkan Produk Asuransi Tradisional, Unitlink Tinggal 10 Persen

Whats New
Dukung Pengembangan Industri Kripto, Upbit Gelar Roadshow Literasi

Dukung Pengembangan Industri Kripto, Upbit Gelar Roadshow Literasi

Whats New
Agar Tak 'Rontok', BPR Harus Jalankan Digitalisasi dan Modernisasi

Agar Tak "Rontok", BPR Harus Jalankan Digitalisasi dan Modernisasi

Whats New
Emiten Beras, NASI Bidik Pertumbuhan Penjualan 20 Pesen Tahun Ini

Emiten Beras, NASI Bidik Pertumbuhan Penjualan 20 Pesen Tahun Ini

Whats New
Sri Mulyani Tanggapi Usulan Fraksi PDI-P soal APBN Pertama Prabowo

Sri Mulyani Tanggapi Usulan Fraksi PDI-P soal APBN Pertama Prabowo

Whats New
Menhub Sarankan Garuda Siapkan Tambahan Pesawat untuk Penerbangan Haji

Menhub Sarankan Garuda Siapkan Tambahan Pesawat untuk Penerbangan Haji

Whats New
Apindo: Pengusaha dan Serikat Buruh Tolak Program Iuran Tapera

Apindo: Pengusaha dan Serikat Buruh Tolak Program Iuran Tapera

Whats New
Orang Kaya Beneran Tidak Mau Belanjakan Uangnya untuk 5 Hal Ini

Orang Kaya Beneran Tidak Mau Belanjakan Uangnya untuk 5 Hal Ini

Spend Smart
Apindo Sebut Iuran Tapera Jadi Beban Baru untuk Pengusaha dan Pekerja

Apindo Sebut Iuran Tapera Jadi Beban Baru untuk Pengusaha dan Pekerja

Whats New
Emiten Produk Kecantikan VICI Bakal Bagi Dividen Tunai Rp 46,9 Miliar

Emiten Produk Kecantikan VICI Bakal Bagi Dividen Tunai Rp 46,9 Miliar

Whats New
Apa Itu Iuran Tapera yang Akan Dipotong dari Gaji Pekerja?

Apa Itu Iuran Tapera yang Akan Dipotong dari Gaji Pekerja?

Whats New
Soroti RPP Kesehatan, Asosiasi Protes Rencana Aturan Jarak Iklan Rokok di Baliho

Soroti RPP Kesehatan, Asosiasi Protes Rencana Aturan Jarak Iklan Rokok di Baliho

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com