Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Prediksi Suku Bunga Acuan AS Berpotensi Naik 0,5 Persen pada September 2023

Kompas.com - 25/08/2023, 06:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyebut suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Federal Funds Rate/FFR) masih berpotensi naik ke depannya.

Bahkan kenaikan FFR berpeluang mencapai 50 basis poins (bps) setara 0,5 persen menjadi 5,75-6 persen atau dua kali lipat dari kenaikan pada Juli lalu yang sebesar 25 bps. Adapun saat ini FFR berada di level 5,25-5,50 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI memprediksi FFR bakal naik lebih besar karena melihat tekanan inflasi AS masih tinggi yakni 3,2 persen di Juli 2023, dipengaruhi perekonomian yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat.

Baca juga: Bank Indonesia dan Waspada Ekonomi Indonesia

Dia bilang, pertumbuhan ekonomi AS lebih baik dari prakiraan semula lantaran dipengaruhi oleh konsumsi yang membaik dan ditopang dengan kenaikan upah dan pemanfaatan tabungan yang tinggi (excess saving).

"AS yang kami perkirakan September ini masih akan menaikan FFR bahkan juga ada probabilitas dua kali lipat tapi baseline kami satu kali. Tapi ada potensi risiko dua kali karena inflasi masih tinggi dan ekonominya kuat," ujarnya saat konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Baca juga: BI Prediksi Suku Bunga Acuan AS Masih Berpotensi Naik hingga 4,5 Persen di Akhir 2022

Berbeda dari Prediksi RDG BI Bulan Lalu

Pada Rapat Dewan Gubernur BI Juli 2023, BI memperkirakan sikap hawkish bank sentral AS masih akan berlanjut hingga akhir 2023. The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali pada Juli dan September 2023 masing-masing sebesar 25 bps.

"Sehingga Fed Fund Rate (FFR) akan menjadi 5,75 persen nanti di September 2023," kata Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Juli 2023, Selasa (25/7/2023).

Namun berbeda dari perkiraan RDG bulan lalu, kini BI perkirakan kenaikan FFR pada September mendatang justru bakal melebihi perkiraan sebelumnya. Alih-alih 25 bps, BI memperkirakan FFR berpotensi naik 50 bps di bulan depan menjadi 5,75-6 persen.

Baca juga: Gubernur BI Tak Ambil Pusing Suku Bunga The Fed Terus Naik

"Jamu" BI Antisipasi Kenaikan FFR

Seiring dengan potensi kenaikan FFR tersebut, BI telah menyiapkan jamu atau strategi untuk memitigasi agar tidak mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah.

Caranya dengan mengarahkan fokus kebijakan moneter pada penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

"Ini menjadi fokus kita bagaimana kita memitigasi risiko rambatan global tadi. Bagaimana mencapainya? Jamunya bukan suku bunga tapi jamunya intervensi di domestik non delivery forward intervensi valas itu terus kami stabilkan " ucap Perry.

Baca juga: Gubernur BI: Kita Tidak Peduli dengan Pernyataan IMF

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com