Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Ungkap Penyebab Utang Pemerintah Tumbuh Lebih Pesat dari Aset

Kompas.com - 29/08/2023, 19:51 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara setelah Badan Anggaran (Banggar) DPR menyoroti laju pertumbuhan utang pemerintah yang lebih pesat dari pertumbuhan aset. Hal ini membuat rasio utang terhadap aset pemerintah terus meningkat.

"Aset di dalam neraca kita tidak akan mungkin larinya secepat yang lainnya," kata dia dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI, Selasa (29/8/2023).

Tercatat aset pemerintah sebesar Rp 12.325,5 triliun pada 2022 meningkat 7,6 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 11.454,6 triliun. Sementara itu, kewajiban utang pemerintah meningkat sebesar 18,33 persen secara tahunan menjadi Rp 8.920,6 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Industri Halal Bisa Dongkrak PDB Indonesia Rp 78,03 Triliun

Menurut bendahara negara, pertumbuhan aset yang tidak bisa sepesat utang disebabkan oleh beberapa aspek.

Pertama dari besarnya pagu anggaran belanja daerah, yakni mencapai sepertiga belanja negara. Sementara belanja daerah sendiri tidak dicatatkan dalam bentuk perubahan aset pemerintah pusat.

"Sudah pasti sepertiga belanja tidak akan terbukukan dalam bentuk perubahan aset level pemerintah pusat," ujarnya.

Baca juga: Sri Mulyani Mengaku Deg-degan Coba LRT Jabodebek

Kemudian terdapat juga belanja negara yang seluruhnya tidak berbentuk aset, yakni belanja untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Belanja ini biasanya dialokasikan untuk pendidikan dan kesehatan.

Meskipun neraca aset tidak meningkat, Sri Mulyani mengatakan belanja untuk peningkatan kualitas SDM menjadi penting dan menghasilkan output dalam bentuk perbaikan kualitas hidup masyarakat. Seperti pengentasan stunting, kemisikinan, hingga kualitas pendidikan yang lebih baik.

"Inilah yang menyebabkan bahwa dalam membaca neraca negara tidak sama dengan membaca neraca perusahaan," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Berkah Perseteruan AS dan China bagi ASEAN

Sebelumnya, dalam rapat tersebut Ketua Banggar DPR Said Abdullah menyebutkan, rasio utang terhadap aset negara terus meningkat selama 4 tahun terakhir. Padahal, pemerintah telah melakukan penilaian kembali atau revaluasi aset pada 2018.

"Laju pertumbuhan aset dibanding dengan utang mulai menunjukkan tren yang kurang menggembirakan," kata dia.

Lebih lanjut Said menjabarkan, pada 2019 rasio utang terhadap aset negara sebesar 45,65 persen, kemudian meningkat menjadi 54,73 persen pada 2020, lalu menjadi 60,3 persen pada 2021, dan teranyar menjadi 62,7 persen pada 2022.

"Hal ini tentu perlu menjadi perhatian pemerintah lantaran pada saatnya aset akan menjadi pilihan terakhir di saat pemerintah berisiko untuk menerbitkan utang baru untuk membayar utang lama," tuturnya.

Baca juga: Sri Mulyani Mengaku Deg-degan Coba LRT Jabodebek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com