Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Hapus Kredit Macet UMKM, Bos BRI: Tidak Berpengaruh, Mending Cari Nasabah Baru

Kompas.com - 30/08/2023, 19:42 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menjelaskan, pemerintah masih menyusun kriteria nasabah UMKM perbankan yang boleh dihapus buku pinjamannya.

Hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sktor Keuangan (PPSK)

Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan, adanya aturan terkait hapus tagih tidak berpengaruh pada kinerja BRI.

"Bagi BRI, baik ada aturannya boleh hapus tagih atau tidak, tidak berpengaruh, kalau memang sudah tidak bisa dibayar ya tidak kami tagih, mending kami cari nasabah baru," kata dia dalam paparan kinerja semester I-2023, Rabu (30/8/2023).

Baca juga: BRI Cetak Laba Rp 29,56 Triliun pada Semester I-2023

Ia menambahkan, BRI sendiri memang telah menghapusbukukan kredit macet yang sudah terlalu lama, misal pada rentang 10-20 tahun tesebut dari neraca perusahaan dan sudah dicadangkan.

Hal ini lantaran usaha yang dikeluarkan untuk menagih kredit macet jenis itu dianggap terlalu besar biayanya dibandingkan hasil penagihannya.

Adapun, ia menjelaskan, nasabah yang kreditnya macet tersebut tidak memiliki kesempatan lagi untuk memiliki kredit baru di perbankan.

Menurut Sunarso, adanya kesempatan hapus tagih itu memberikan kesempatan kepada nasabah yang kreditnya macet baik karena tidak mampu bayar atau bencana alam untuk kembali mengajukan kredit.

"Nanti namanya bisa dipulihkan diputihkan untuk dapat mendapatkan kesempatan kredit baru lagi," imbuh dia.

Lebih lanjut, Sunarso percaya, aturan soal kriteria nasabah kredit macet yang sedang dirancang itu dimaksudkan agar tidak menimbulkan moral hazard.

Dalam hal ini timbulnya moral hazard berarti mengantisipasi ada nasabah yang dengan sengaja mengajukan kredit ke perbankan dengan maksud tidak mau membayar karena sudah tahu dapat diputihkan.

Ia juga berharap ada aturan lanjutan hapus tagih tersebut, agar dapat berlaku di bank pemerintah dan bank swasta.

Baca juga: Syarat Menghapus Kredit Macet UMKM di Bank

BRI sendiri mencatat Kredit UMKM senilai Rp 1.015,54 triliun sampai semester I-2023. Jumlah itu setara dengan 84,48 persen dari total kredit BRI.

Sebagai informasi, aturan yang tengah disiapkan pemerintah merupakan turunan dari amanat Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).

Dalam Pasal 250 dan 251 disebutkan, piutang macet bank dan atau lembaga keuangan nonbank BUMN kepada UMKM dapat dihapusbukukan dan dihapustagihkan untuk mendukung kelancaran pemberian akses pembiayaan kepada UMKM.

Dalam beleid tersebut pinjaman UMKM yang ada di bawah Rp 5 miliar dapat dihapus buku oleh perbankan dan tidak dimasukkan dalam piutang negara.

Baca juga: Soal Penghapusan Kredit Macet UMKM, BUMN: Berani Pinjam Harus Berani Lunasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com