JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi mendorong perubahan perilaku masyarakat, termasuk dalam hal transaksi keuangan. Berbagai lembaga keuangan, termasuk perbankan, pun melakukan beragam transformasi digital untuk memudahkan layanan kepada masyarakat.
Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Supriyatno mendorong BPD untuk mengikuti perkembangan digital. Menurutnya, transformasi digital menjadi penting diaplikasikan oleh BPD seluruh Indonesia.
Pasalnya, transformasi digital diyakini akan menjaga BPD tetap tumbuh dan berkembang, serta menjadi soko guru di daerahnya masing-masing.
Baca juga: Disubsidi Pemda, Bunga KUR di BPD Ini Hanya 1,5 Persen
Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, peran BPD sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah sangat penting. Meski begitu, Dian tak menampik di tengah tantangan yang ada, BPD masih dihadapkan sejumlah tantangan.
Untuk itu, kata Dian, hal tersebut menjadi concern OJK untuk terus memajukan BPD ke depan. Menurutnya, transformasi digital bisa menjadi solusi untuk persoalan likuiditas BPD.
"Langkah lainnya, BPD bisa melakukan pengembangan produk dan layanan digital, sehingga bisa menyasar lebih luas nasabah, dan bisa meningkatkan dana murahnya," kata Dian dalam siaran pers Seminar Nasional BPD Seluruh Indonesia, Jumat (1/9/2023).
Sementara itu, Arianto Muditomo Direktur Utama PT Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN) menuturkan, transformasi digital bukan soal teknologi, tapi bagaimana memberdayakan karyawan dan memuaskan pelanggan atau nasabah. Lalu, bagaimana hal itu bisa dilaksanakan dengan baik.
Baca juga: Tingkatkan Layanan, Bank Mandiri Gandeng BPD
“Ada beberapa hal penting yang saya bisa sharing, di antaranya leader harus memiliki pemahaman digital dengan baik, transformasi yang dilakukan ditujukan bagi sumber daya manusia (SDM), harus mengembangkan digital talent, dan meningkatkan kecerdasan leader terkait digital,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, peran pimpinan kunci bagi keberhasilan transformasi. Seorang pimpinan di era saat ini, selain memiliki pemahaman digital, juga harus beradaptasi dengan budaya baru yang ada saat ini, dan tuntutan yang berbeda dari masa sebelumnya.