Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga Meningkat, Saham-saham Teknologi di AS Jatuh

Kompas.com - 08/09/2023, 07:50 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street ditutup mayoritas merah pada akhir perdagangan Kamis (8/9/2023) waktu setempat. Indeks asdaq jatuh untuk hari keempat karena ketakutan akan suku bunga yang lebih tinggi menekan pasar.

Indeks acuan saham teknologi, Nasdaq, melemah 0,89 persen dan berakhir pada level 13.748,83. Sedangkan S&P 500 tergelincir 0,32 persen menjadi berakhir pada posisi 4,451.14. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 57,54 poin, atau 0,17 persen, menjadi 34.500,73.

“Investor berharap The Fed akan menahan diri selama sisa tahun ini, namun mungkin saja mereka akanmenaikkan suku bunga satu atau dua kali lagi,” kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance mengutip CNBC.

“Jika semua hal dianggap sama, hal ini sedikit berdampak negatif bagi pasar saham, yang memperkirakan The Fed berpotensi melakukan hal tersebut pada tahun ini," tambah dia.

Baca juga: Bursa Saham AS Diselimuti Kekhawatiran soal Kenaikan Suku Bunga The Fed

Saham Apple turun 2,9 persen karena laporan Bloomberg News bahwa China ingin memperluas larangan penggunaan iPhone di perusahaan dan lembaga milik negara. Saham teknologi dan semikonduktor juga melemah, dengan penurunan Nvidia dan Advanced Micro Devices masing-masing turun 1,7 persen dan 2,5 persen. Seagate Technology ambles hampir 11 persen, sementara Skyworks Solutions, Qualcomm, dan Qorvo turun tipis setidaknya 7 persen.

Serangkaian data ekonomi pada hari Kamis termasuk klaim pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan berkontribusi pada kekhawatiran pasar. Data tenaga kerja yang masih kuat juga dapat membuat Federal Reserve berpikir dua kali untuk melonggarkan kebijakan moneter ketatnya.

Klaim pengangguran mingguan mencapai 216.000, lebih rendah dibandingkan perkiraan Dow Jones sebesar 230.000, sementara biaya tenaga kerja pada kuartal kedua meningkat lebih dari yang diperkirakan.

"Jika dikombinasikan dengan kenaikan harga energi baru-baru ini, dengan pasar lapangan kerja yang kuat, The Fed perlu untuk bertindak dan menyetujui kenaikan (suku bung) lebih lanjut," kata Zaccarelli.

Baca juga: Ekonomi AS Diproyeksikan Tumbuh Lebih Lambat di Semester I-2023

 


Meskipun 93 persen pedagang memperkirakan akan ada jeda suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan September, kenaikan di masa depan bukanlah hal yang mustahil. Ekspektasi kenaikan tambahan pada bulan November telah meningkat menjadi sekitar 43 persen, menurut alat CME Fed Watch.

Pedagang juga menyisir laporan pendapatan perusahaan terbaru. Saham C3.ai turun 12,2 persen karena panduan yang lemah, sementara ChargePoint anjlok 10,9 persen setelah meleset dari perkiraan pendapatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com